Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kikuo Ibe

Penemu G-Shock yang Cuma Punya 2 Arloji

Kompas.com - 05/10/2010, 20:11 WIB

KOMPAS.com Setelah berkeliling ke 18 negara sejak 11 Juni 2009, Shock The World Tour (STWT) akhirnya mengunjungi Jakarta. STWT merupakan rangkaian pesta untuk kalangan terbatas yang diselenggarakan oleh arloji G-Shock untuk memperkenalkan kembali kehebatan jam tangan yang sempat tenar pada era 1990-an ini. Dalam tur tersebut, G-Shock memboyong "bapak" G-Shock, yakni Kikuo Ibe.

Mr Ibe, begitu ia akrab disapa, menyempatkan waktu untuk berbincang dengan beberapa wartawan pada Selasa (5/10/2010) di Novotel Mangga Dua. Ayah dari seorang anak lelaki ini bercerita dengan semangat mengenai pribadinya. Berikut hasil tanya-jawabnya:

Kompas (K): Mohon dijelaskan kehadiran Mr Ibe di Indonesia. Ibe (I): G-Shock mendengar bahwa perkembangan G-Shock dan ekonomi di Indonesia cukup bagus. Kecenderungannya pun baik serta semangat di Indonesia juga baik. Oleh karena itu, saya merasa perlu untuk datang ke Indonesia dan menyebarkan informasi mengenai kebaikan G-Shock ke Indonesia meski G-Shock sendiri sudah ada di Indonesia sejak tahun 1988.

K: Apakah Anda memvisikan G-Shock sejak awal seperti sekarang ini, yang didesain untuk anak muda? I: Saat pertama kali menciptakan jam tangan ini, saya sama sekali tidak membayangkan akan seperti ini dampaknya (sebesar ini). Ini adalah hasil kerja sama teman media dan marketing-marketing distributor di seluruh dunia yang menjadikan G-Shock seperti sekarang ini. Saya sampai berkata ke diri sendiri, "oh, shock!" (seraya menepuk dahinya sendiri).

K: Apakah ada tipe G-Shock yang belum terwujud? I: Ada. Saya kadang membayangkan, alangkah indahnya kalau saya bisa membuat jam tangan yang sesuai dengan rentang usia tertentu dan bisa memenuhi kebutuhan masing-masing rentang usia tersebut. Alangkah menyenangkan jika G-Shock bisa memenuhi semua kebutuhan sesuai usia-usia tertentu, bisa memenuhi style yang sesuai dengan umur-umurnya. Jadi, ketika seseorang bertambah umur, ia bisa memilih jenis jam tangan yang sesuai gayanya.

K: Apakah jam tangan yang Anda miliki ini sudah sesuai usia Anda? I: Kalau dilihat dari usia saya, jam tangan inilah yang paling cocok, yang klasik dan tidak banyak warna.

K: Dari mana inspirasi G-Shock pada awalnya? I: Saya pernah mendapat jam tangan pertama dari orangtua saat lulus SMA. Suatu saat, saya mengenakannya jalan-jalan, lalu tak sengaja bertabrakan dengan seseorang, jam tangan itu lepas dan hancur berantakan. Sejak itu saya ingin menciptakan jam yang kuat dan tahan banting. Tentunya jam tangan itu bukan merek Casio, ya. Lalu tak lama saya masuk ke Casio dan mimpi itu masih ada.

K: Sejak tahun berapa bekerja di Casio? I: Saya sudah bekerja dengan Casio sejak 1976, jadi sudah 34 tahun. Bulan depan, usia saya sekitar 58 tahun. G-Shock sudah 27 tahun.

K: Apakah Mr Ibe meng-engineer jam-jam lain di Casio selain G-Shock? I: Saya ada di bagian engineer development, jadi jelas semua jam tangan lain saya tangani.

K: Inovasi tersulit selama bekerja di Casio? I: Paling sulit adalah menemukan anti-shock untuk pertama kalinya. Sangat sulit menemukan teknologi supaya jam tidak mudah rusak karena selama ini yang kita tahu, jam tangan itu ringkih. Jadi, menemukan jam tangan yang tahan banting sangat sulit.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com