Setelah Kindle Hadir NookColor

KOMPAS.COM - Lamat-lamat media bacaan mulai menyergap ke bentuk digital. Di media ini, buku-buku, majalah atau media bacaan lainnya bisa berharga lebih murah dari media tradisional. Alasannya sederhana. Minus kertas dan memangkas setidaknya sekitar 40 persen dari biaya produksi khususnya pemakaian kertas sebuah media cetak.

Hype Kindle yang dirilis Amazone.com sebagai e-reader tampaknya juga bukan satu-satunya pilihan lagi. Begitu banyak jenis dan ragam serta dimensi. Tapi yang tengah banyak dibicarakan para pengagum gadget dunia adalah NookColor. Perangkat ini sebenarnya hampir saja dirilis tahun silam oleh penggagasnya, Barnes&Nobles (sebuah perusahaan retail buku dan bacaan digital) namun baru belakangan ini dilempar ke pasaran. 

Sejumlah pengamat berpendapat, perangkat dengan ukuran layar diagonal 7 inci (resolusi 1024 x 600 pixel) ini bak "perkawainan" antara Kindle dengan iPad. Form factor-nya memang terlihat lebih elegan. Ia menggunakan OS Android (versi 2.1) yang tentu saja tidak saja akan terpakai untuk media membaca buku, majalah, atau koran, tapi juga mengunduh beberapa aplikasi dari Android (OHD).

Bedanya dengan Kindle -saat digunakan untuk membaca- NookColor menyajikan berbagai tampilan yang lebih variatif. Termasuk mengbah background agar dapat menyesuaikan dengan ambience tempat membaca. Juga tak ketinggalan moda pengaturan macam pembesaran, dan mengganti warna. 

Perangkat yang disertai sebuah port 3,5 mm audio ini memakai prosesor TI OMAP 3621 yang bisa bekerja hingga kecepatan komputasi 800 MHz. Memori internalnya sanggup melumat data sampai 8 GB, plus tambahan microSD.

Browsing internet tentulah dapat dilakukan, namun ia hanya mengandalkan konektivitas dari Wi-fi. Tak ada fasilitas GSM. Dengan kata lain, fungsi telekomunikasi seluler tak dapat dilakukan. Namun untuk keperluan memutar multimedia, ia dapat diandalkan walaupun sebatas untuk audio MP3 dan AAC dan video M4V.

Tentu saja, perusahaan semacam Barnes & Noble harus bekerja ekstra untuk menawarkan perangkat ini dalam satu konsep penjualan buku-buku dan media bacaan di etalasenya. Sebuah buku kabarnya ditawarkan seharga sekitar 8 sampai 10 dollar. Bahkan ada beberapa buku yang disewakan dengan harga lebih miring. Sementara harga NookColor sendiri seharga 245 dollar.

Inilah strategi yang dilancarkan oleh sebuah toko buku digital di luar sana untuk tidak menunggu saat-saat ketika orang sudah tak lagi membeli dan membaca buku atau majalah tradisional. (ANDRA/FORSEL)