Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pornografi

Operator Akui, Susah Membendung Konten BB

Kompas.com - 10/01/2011, 11:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang mempertanyakan alasan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring meminta Research In Motion (RIM) menyaring konten porno dari layanan internet BlackBerry. Bukankah RIM punya penyedia koneksi internet seperti ISP pada umumnya?

Dalam akun Twitter-nya, Minggu (9/1/2010), Menkominfo kemudian menjelaskan hal sebenarnya yang dipermasalahkan pemerintah. Intinya, RIM harus tetap memasang software filter pornografi sesuai peraturan di Indonesia karena selama ini, menurutnya, ada deal antara operator dan RIM untuk tidak menyaring konten di BlackBerry.

Nyatanya, operator seluler memang tidak dapat menyaring konten BlackBerry sebagaimana dilakukan pada layanan internet lainnya. Hal tersebut diakui pihak XL, salah satu operator seluler yang menyediakan layanan BlackBerry di Tanah Air.

"Untuk browsing internet via BB memang tidak melalui operator, tetapi langsung melalui RIM. Dan, hingga saat ini RIM tidak memiliki kebijakan untuk filtering seperti yang diminta oleh Menkominfo," kata Febriati Nadira, Head of Corporate Communication PT XL Axiata kepada Kompas.com, Senin (10/1/2011).

Nadira menegaskan, bahwa RIM berkomitmen tidak memfasilitasi konten porno. Jadi tidak ada konten porno di BlackBerry application world. Konsumen dan operator seluler menjadi pihak yang paling harap-harap cemas dengan ancaman Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang akan menutup layanan BlackBerry.

Pekan lalu, Menkominfo mengultimatum Research In Motion (RIM) untuk memasang filter pornografi di layanan BlackBerry dalam waktu dua minggu. Di sisi konsumen, banyak yang khawatir penutupan tersebut akan mengganggu aktivitasnya, apalagi tidak sedikit yang telah menggunakan BlackBerry untuk kebutuhan bisnis. Banyak pula, perusahaan lokal yang hidup dari layanan BlackBerry.

Sementara di sisi operator, pemblokiran BlackBerry tentu akan berpotensi memangkas pendapatannya.

"Untuk pemblokiran, saat ini sedang dalam tahap pembicaraan dengan Pemerintah untuk mencari solusi yang terbaik," lanjur Nadira. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com