Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Museum Changi

Kompas.com - 20/01/2011, 08:23 WIB

KOMPAS.com - Sudah ngecek di website, sudah ngecek naik bus nomor berapa aja, stop dimana, ganti bus dimana dan ada google map di tangan, maka dengan percaya diri saya langsung menaiki bus dari depan rumah saya ke arah Changi Village.

Sambil sesekali melihat ke arah google map, saya menikmati pemandangan di kanan kiri saya. Hehe... bukan pohon cemara tentunya, melainkan gedung-gedung belaka.

Oke.. perjalanan usai. Sampai lah saya di perhentian untuk berganti bus.

Dengan tetap sesekali melihat ke google map, saya melihat dan mencari-cari tanda-tandanya. Tak lama kemudian, "Yes, itu ada petunjuknya The Changi Museum," demikian batinku. Di sebelah kanan mulailah terlihat Changi Prisoner. Yup, penjara. The real one. Aku pencet bel di bus. Turun. Beli minum karena panas banget, dan karena mau memastikan tempat tujuanku. Ternyata, si boss tak tahu tempat tujuanku. Padahal kalo diliat di google map, Si Changi Museum ini ada di depan mata.

Akhirnya, berdasarkan google map, aku berjalan kesana kemari. Dan..voila… tetep ga ketemu. Dengan putus asa akhirnya aku memberanikan diri bertanya pada sipir penjara, dan dia menunjukkan arahan ke aku. Terjemahan bebasnya seperti ini, "Iya mbak, itu lempeng aja, terus ada pertigaan, belok kanan, ntar di sebelah kanannya mbak".

Aku ikuti rute sampe tiba di ulu-ulu (daerah pinggiran yang jarang terjangkau umat manusia). Pengen nangis. Udah jauh. Panas. Nanya orang, nggak nemu tempatnya lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali di tempat aku turun dari bus tadi.

Sementara aku berbalik, di depan mata, tiba-tiba ada taksi baru keluar dari sebuah apartment. Segera aku panggil taksi itu dan aku minta dia antar aku ke Museum Changi. Dia bilang (terjemahan bebasnya), “Di depan itu kan mbak, kan udah deket banget tuh”.

Aku bilang, “Nggak papa pak, panas nih...” Sang sopir pun mengalah.

Aku diantar sampe pas di depan Museum Changi. Ternyata memang deket banget ha-ha-ha-ha…. saking tadi sudah nyasar kemana-mana. Oya oya, hampir lupa bilang, driver-nya mungkin kasihan sama aku, jadi aku naik taksi nggak ditarik biaya, ha-ha-ha ha…

Oke... jadi Museum Changi ini adalah museum yang didedikasikan kepada siapa pun yang menderita selama masa-masa gelap di Perang Dunia II.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com