Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rencana Dibangun Apartemen

Bentrok di Makam Keramat, 5 Luka Bacok

Kompas.com - 15/03/2011, 10:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bentrokan di areal makam keramat Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi di RT 02 RW 02, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, berbuntut panjang. Akibat bentrokan itu, sedikitnya lima orang mengalami luka bacok dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Cikini dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hamidin menjelaskan, bentrokan melibatkan dua kubu, yaitu antara penjaga makam dan pengembang Mutiara Menteng Mansion (PT Cempaka Wenang Jaya). Dari lima korban yang terluka, dua orang di antaranya dari pihak penjaga makam, sementara tiga orang lainnya dari pengembang.

"Yang tiga orang dibawa ke RSCM, sedangkan yang dua orang lagi dibawa ke Rumah Sakit Cikini," ucap Hamidin, Senin (14/3/2011).

Menurut Hamidin, untuk membubarkan bentrokan, sebanyak 200 aparat gabungan dari Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya diturunkan ke lokasi kejadian. Hingga kini, aparat kepolisian masih menyelidiki peristiwa ini dan belum ada tersangka yang ditahan terkait bentrokan tersebut.

Untuk mengantisipasi bentrok susulan, aparat membangun posko keamanan sementara dengan membuat tenda dan bersenjata lengkap di lokasi kejadian.

Camat Menteng Efri mengatakan, lahan yang digunakan untuk makam Habib memang milik PT Cempaka Wenang Jaya.

"Rencananya lahan itu untuk dibangun apartemen. Kami sudah mempertemukan ahli waris dan perusahaan di kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat. Tapi, tetap tidak ada jalan keluar karena keduanya tetap pada keinginan masing-masing," jelas Efri.

Ia mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena tidak punya wewenang apa-apa. "Makam Habib seluas 45 meter itu sudah ada di sini sejak zaman Belanda. Sedangkan lahan ini milik perusahaan itu. Perusahaan itu membeli Hotel Sofyan dan diteruskan untuk dijadikan apartemen hingga ke seluruh areal hingga ke kali," tuturnya.

Lurah Cikini Triono menambahkan, bentrokan yang terjadi sekitar pukul 14.00 itu dipicu karena adanya penolakan dari penjaga makam terkait rencana pengembangan kawasan tersebut.

"Mereka menolak rencana dari pengembang. Mungkin karena tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak akhirnya terjadi bentrok," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com