Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donasi SMS untuk Penghijauan Lereng Merapi

Kompas.com - 10/06/2011, 15:18 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Hingga kini proses pemulihan pascabencana letusan Gunung Merapi terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dan untuk mendukung hal ini, PT XL Axiata Tbk (XL) bekerja sama dengan Pundi Amal SCTV, menyalurkan dana donasi dari SMS Donasi pelanggan XL melalui program penghijauan lereng Merapi.

Program yang berupa penanaman 25 ribu pohon di lahan seluas 40 hektar ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Acara tutup tanam berlangsung di perbatasan Desa Glagaharjo (Sleman-DIY) dan Balerante (Klaten-Jateng) dilakukan secara bersama oleh Komisaris XL, Giri Suseno Hardihardjono, Direktur Network & Services XL, Dian Siswarini, Komisaris SCTV, Suyono, dan Ketua Pundi Amal SCTV, M Risanggono, Senin (30/5/2011) lalu.

"Dampak bencana Merapi luar biasa besar dan menjadi tanggung jawab semua pihak. Karena itu, kami sangat berterima kasih atas donasi dari pelanggan XL yang ditujukan bagi korban. Menjadi tanggung jawab bagi XL untuk menyalurkan donasi tersebut sebaik-baiknya sehingga benar-benar bermanfaat bagi korban. Bersama dengan program tanggung jawab sosial perusahaan, kami menyalurkan donasi tersebut dalam program penghijauan untuk memulihkan lingkungan yang sebelumnya rusak karena erupsi," kata Giri Suseno Hardihardjono.

Sementara itu Komisaris SCTV Suyono mengatakan, "Kerjasama Pundi Amal SCTV dengan XL dalam penyaluran berbagai bantuan bagi korban Merapi, termasuk penghijauan ini, senantiasa kami rencanakan sedemikian rupa agar mampu menghadirkan manfaat maksimal dan jangka panjang bagi korban. Pohon yang ditanam tidak sekadar untuk penghijauan, namun sekaligus pohon yang bisa menjadi investasi masa depan bagi korban dalam mengembalikan kehidupannya.”

Program penghijauan ini, yang menjadi salah satu bagian dari Program XL Perduli Merapi, telah mulai berlangsung sejak awal Mei 2011. Desa Glagaharjo dan Balerante keduanya mengalami kerusakan hebat akibat erupsi. Ribuan hektar hutan dan ladang hancur, padahal selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat.

Karena itu, selain menyediakan pohon, program penghijauan ini juga dirancang sekaligus agar dapat menjadi sumber pendapatan bagi warga korban di kedua desa. Program ini melibatkan 510 KK warga Desa Glagaharjo untuk menanam lebih dari 15 ribu pohon di lahan seluas 30 hektar, dan 288 KK warga Balerante dengan 10 ribu pohon di lahan 10 hektar.

Pohon yang ditanam terdiri dari 3 jenis. Pertama pohon buah, yang cocok ditanam di dataran tinggi (1000 dpl), yaitu Jeruk, Kelengkeng unggul, Nangka, dan Jambu biji. Pohon jenis ini akan dibagikan langsung kepada warga dan ditanam di halaman untuk mempermudah perawatan. Kedua, pohon reboisasi dan perindang, yaitu Beringin, Gayam, Asam Jawa, yang memiliki perakaran kuat dan mampu menyimpan air. Pohon jenis ini diharapkan dapat memulihkan kembali ekosistem dan fungsi hutan. Ketiga, tanaman kayu yang produktif antara lain Sengon, Trembesi, Akasia, Cengkih, dan Petai Cina. Tanaman ini ditujukan menjadi tanaman investasi warga yang nantinya kayu dapat dipanen sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga.

Program penghijauan ini juga termasuk pembuatan kolam penampungan air di setiap dusun untuk penyiraman tanaman. Infrastruktur air banyak yang rusak maka sangat dibutuhkan kolam penampungan air yang bersumber dari mata air utama. Warga juga akan mendapatkan bimbingan dari kelompok tani setempat untuk perawatan, serta bantuan pupuk secukupnya hingga tanaman bisa tumbuh dengan baik, juga peralatan pertanian yang memadai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com