Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gerhana Bulan Total

Nonton Sekaligus Belajar Astronomi

Kompas.com - 15/06/2011, 17:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa gerhana bulan total yang terjadi Kamis (16/6/2011) menjadi momentum untuk belajar lebih dalam mengenai astronomi. Di Pesantren Assalam, Solo, Jawa Tengah, misalnya, sejak Rabu pagi tadi berlangsung acara ceramah tentang gerhana bulan bagi pelajar, pengamatan sunspot (titik matahari), dan puncaknya pengamatan gerhana bulan total Kamis dini hari nanti.

Tidak hanya belajar teori di kelas. Para santri juga mencoba langsung pengamatan benda langit dengan sejumlah teleskop yang sudah dipersiapkan. Pihak Pesantren Assalam bekerja sama dengan Jogja Astro Club untuk mendatangkan peralatan-peralatan tersebut.

"Sudah dipersiapkan 3 teleskop dari Jakarta, 5 dari Yogyakarta dan 5 dari Assalam. Ada juga beberapa binokuler. Kita juga bekerjasama dengan Planetarium Jakarta," kata astronom amatir dari Jogja Astro Club Mutoha Arkanuddin yang turut terlibat di acara ini, saat dihubungi Kompas.com lewat telepon.

Menurut Mutoha, fenomena gerhana bulan total sebenarnya lebih bagus disaksikan dengan mata telanjang. Namun, dengan bantuan teleskop, bayangan bulan saat gerhana lebih terlihat sehingga proses terjadinya gerhana bisa disaksikan dengan lebih detail.

Rangkaian observasi gerhana bulan total akan berlangsung dari pukul 01.00 WIB - 04.00 WIB nanti. Mutoha juga mengatakan bahwa masyarakat yang tak bisa hadir bisa mengakses live di http://rukyatulhilal.org/live/gbt2011 dan web http://kafeastronomi.com yang menjadi official site observasi.

Mutoha mengungkapkan, selain observasi gerhana, akan dilakukan juga pengamatan bintang dan planet. Diskusi yang bertujuan untuk mempopulerkan astronomi pada masyarakat juga akan digelar nanti malam. Acara nanti malam bisa diikuti siapa saja dan gratis.

Menurutnya, pengamatan gerhana bulan total nanti malam bermakna dalam beberapa hal. "Pengamatan nanti malam juga bisa sekaligus untuk menguji akurasi hisab rukyat. Jadi kita bisa tahu hitungan kita benar atau tidak," jelas Mutoha.

Kalangan yang masih melakukan penghitungan berdasarkan kitab lama bisa menelaah lagi. "Masyarakat juga dengan acara ini dari tidak tahu menjadi tahu," ungkap Mutoha.

Lewat pengamatan, menurut Mutoha, masyarakat bisa mengetahui salah satu cara menentukan permulaan bulan Ramadan dan Syawal. "Lalu bagi mereka yang belum pernah sholat gerhana, ini saatnya," tambahnya.

Mutoha menambahkan, "Kita juga memanfaatkan momen ini untuk ujicoba streaming Kominfo untuk persiapan rukyat yang akan datang." Jika nantu berhasil, nantinya masyarakat bisa memanfaatkan informasi berbasis web untuk mengetahui perhitungan permulaan Ramadhan dan Syawal.

Untuk kegiatan ceramah gerhana, Mutoha mengatakan kegiatan itu sudah diadakan sejak kemarin. Targetnya adalah bagi siswa SMU dan SMP. "Kita undang kurang lebih 20 sekolah, kita berikan ceramah tentang gerhana," kata Mutoha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com