Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
GOA PRASEJARAH

Jejak Purba Layang-layang Muna

Kompas.com - 18/06/2011, 13:06 WIB

Lusiana Indriasari

Sebuah coretan di Goa Sugi Patani menggambarkan orang tengah bermain layang-layang di dekat pohon kelapa. Temuan ini menggoyang fakta bahwa layang-layang ditemukan pertama kali oleh bangsa China pada 2.400 tahun lalu.

Sugi Patani adalah satu dari belasan goa yang ada di Desa Liang Kabori, Kecamatan Lohia di Pulau Muna. Provinsi Sulawesi Tenggara. Goa itu terletak di atas bukit batu dengan ketinggian sekitar 30 meter dari jalan setapak. Untuk menuju goa ini harus menempuh jalan terjal dengan tingkat kemiringan 80 derajat.

Gambar di goa yang dilukis menggunakan oker (campuran tanah liat dengan getah pohon tertentu) ini mengundang perhatian penggemar layang-layang dari Jerman bernama Wolfgang Bieck. Ia mengunjungi Muna dan mengambil foto-foto kemudian menuliskan hasil kunjungannya dalam artikel berjudul ”The First Kiteman” di sebuah majalah Jerman tahun 2003. Bieck meyakini, layangan pertama di dunia berasal dari Muna, bukan dari China.

Kesaksian Bieck memang masih perlu diteliti lagi untuk membuktikan kebenarannya. Beberapa ahli arkeologi di Indonesia belum bisa memastikan apakah usia lukisan di goa itu jauh lebih tua dari temuan layang-layang di China yang berusia 2.400 tahun.

Arkeolog prasejarah, Prof Harry Truman Simanjuntak, mengatakan, hingga kini ia belum meneliti temuan lukisan di Goa Sugi Patani sehingga belum bisa memastikan usia lukisan layang-layang tersebut.

Meski begitu, menurut Harry, hasil penelitian lukisan-lukisan dinding di goa-goa prasejarah lain yang tersebar di Sulawesi, termasuk Sultra, usianya diperkirakan 4.000-10.000 tahun lalu. Bila Goa Sugi Patani dihuni pada masa yang sama, artinya layang-layang di Muna usianya setidaknya 1.600 tahun lebih tua dari layang-layang bangsa China.

Kosasih, arkeolog yang meneliti lukisan goa di Sulawesi Selatan, punya pendapat lain. Dalam buku Layang-layang Indonesia yang ditulis oleh Endang W Puspoyo, Kosasih mengatakan bahwa lukisan goa di Muna bersifat kolosal dan berwarna coklat. Hal ini sangat berbeda dengan lukisan goa di Sulsel.

”Jadi saya sendiri melihat ada kesenjangan antara (lukisan) yang di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Yang di Sulawesi Selatan lebih tua usianya, dibuat sekitar 4.000 tahun lalu,” kata Kosasih seperti dikutip buku itu.

Ahli arkeologi ini menduga, orang-orang yang melukis di goa-goa Liang Kabori itu adalah pendatang dari luar Pulau Muna. Hal ini terlihat dari lukisan kuda yang ditunggangi orang di dinding-dinding goa. Padahal, kuda bukan hewan asli Muna. Menurut Kosasih, kuda di Muna didatangkan dari China.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com