Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERANG SIBER

Grup Peretas Hentikan Serangan

Kompas.com - 27/06/2011, 02:36 WIB

San Francisco, Sabtu - Kelompok peretas jaringan komputer Lulz Security, Sabtu (25/6), mengumumkan menghentikan serbuan mereka pada jaringan internet yang menyerang perusahaan videogame, kepolisian, hingga situs Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat, CIA.

”Selama 50 hari kami mengacaukan dan menelanjangi perusahaan, pemerintah, bahkan populasi masyarakat dan semua hal di antara mereka, hanya karena kami mampu,” ujar pernyataan grup itu yang diunggah dalam situs The Pirate Bay. ”Ini saatnya berpisah. Kami harus berlayar ke tempat yang jauh.”

Pernyataan perpisahan dari Lulz Security atau LulzSec itu menjelaskan bahwa grup tersebut diawaki enam orang. Sejak awal mereka memang merencanakan peretasan berlangsung selama 50 hari.

Belum jelas apakah grup itu benar-benar menghentikan ulah mereka. Yang pasti, polisi dan penegak hukum tak akan berhenti mengejar para peretas.

LulzSec mengklaim bertanggung jawab meretas situs CIA, Senat AS, perusahaan elektronik Sony, dan banyak situs lain. Kamis lalu, mereka merilis ratusan dokumen dari Departemen Keamanan Publik Arizona. LulzSec memberikan tautan pada lebih dari 700 dokumen dalam situs mereka, LulzSecurity.com.

Grup itu mengatakan, mereka memprotes hukum imigrasi Arizona. Dokumen yang disebarkan termasuk informasi soal kartel obat bius, geng jalanan, informan polisi, operasi patroli perbatasan, hingga nama dan alamat Patroli Jalan Raya Arizona.

LulzSec mengatakan, mereka berencana menyebarkan dokumen polisi dan militer yang lebih spesifik setiap minggu.

Dalam aksi peretasan terakhir yang menjadi perpisahan, kelompok itu menyebarkan data dari perusahaan telekomunikasi raksasa AS, AT&T, perusahaan detektif swasta Irlandia, toko buku online NATO, dan lain-lain. ”Di balik topeng, di balik semua kegilaan ini, kami meyakini gerakan antikeamanan komputer,” lanjut LulzSec.

Ryan Cleary, remaja Inggris yang diduga terkait dengan aktivitas LulzSec, kini berada dalam tahanan Scotland Yard di London. (AP/AFP/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com