Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

E-Commerce 2.0, Semua Bentuk Media Harus Dimanfaatkan

Kompas.com - 13/07/2011, 18:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Era e-commerce telah berkembang dan kini menuju ke situasi yang disebut era e-commerce 2.0. Secara sederhana, e-commerce 2.0 tak cuma jual beli secara online, tapi melibatkan interaksi di media social seperti Facebook atau Twitter.

Dalam ajang IDBYTE 2011 di Pacific Place, Jakarta, Selasa (12/7/2011), Ivan W Hudyana dari Blibli.com berbagi tentang tren e-commerce 2.0 dan bagaimana bisnis menyikapinya.

Ivan mengungkapkan, e-commerce 2.0 didorong tumbuhnya 4th screen seperti televisi, PC, tablet, dan mobile devices yang mendukung akses internet. Ke depan, sambil menonton siaran tertentu, orang juga bisa mengakses internet.

"Sekarang juga tidak harus lewat www, bisa lewat apps atau social, karena orang tidak bisa dipaksa untuk ke www," kata Ivan. Ke depan, e-commerce harus memanfaatkan media-media lainnya.

Pendorong ketiga adalah adanya secure mobile payment yang sekarang berkembang. Keempat adalah perlunya bergerak tak hanya di online atau offline saja, tetapi terintegrasi.

E-commerce 2.0 membuka kesempatan bagi perusahaan meraih pendapatan dan memenangkan persaingan tanpa harus mengeluarkan modal besar.

Dalam presentasi, Ivan menunjukkan langkah yang dilakukan retailer Korea, Tesco. Dalam video tersebut, tergambar bahwa Tesco menunjukkan produk-produknya lewat layar. Pembeli bisa melakukan transaksi dengan mudah, hanya lewat scan dengan handset. Selanjutnya, barang akan dipaket dan dikirim. Langkah tersebut ditempuh Tesco untuk memenangkan persaingan bisnis harus mendirikan bangunan baru.

Dengan melihat perilaku masyarakat Korea, Tesco akhirnya menemukan strategi jitu itu. Menurut Ivan, dengan strategi itu, Tesco menjadi nomor satu di online, walau tetap nomor 2 di offline.

Langkah Tesco membuktikan bahwa e-commerce bisa membawa keuntungan bagi sebuah bisnis. Di Indonesia, penerapan e-commerce 2.0 membutuhkan persiapan.

Ivan mengatakan, "Langkah yang paling penting adalah edukasi market. Jadi kita harus investasi besar dalam edukasi ini."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com