Produk Kreatif Dimanfaatkan Asing

Bandung, Kompas - Indonesia harus mengubah paradigma buatan Indonesia (made in Indonesia) menjadi kreasi Indonesia (creative in Indonesia) untuk memindahkan nilai tambah produknya ke dalam negeri. Melalui konsep made in Indonesia, banyak produk kreatif anak bangsa dimanfaatkan oleh pelaku asing sehingga nilai tambahnya yang besar menjadi milik mereka.

Hal itu diungkapkan Direktur Institute of Creative & Cultural Entrepreneurship, Goldsmiths, University of London Prof Gerald Lidstone di sela-sela Konferensi Internasional Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Kecil di Bandung, Selasa (26/7). Gerald hadir bersama Prof Sian Prime dari Goldsmiths sekaligus melakukan kerja sama program MBA bidang kewirausahaan kreatif dan budaya dengan Center for Innovation, Entrepreneurship, and Leadership (CIEL), Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB).

Di beberapa daerah di Indonesia, sangat banyak bakat atau talenta industri kreatif.

Ketua Cimahi Creative Association (CCA) Rudy Sutedja mengatakan, secara teknis, produsen animasi Indonesia sudah mampu menjual produknya di luar negeri walaupun dalam bentuk pesanan.

Rudy mencontohkan, film animasi yang dipasarkan di Amerika Serikat ada yang dibuat oleh anak-anak muda Indonesia. Namun, yang menjualnya ke AS adalah perusahaan Singapura yang membeli produk itu dari perusahaan Indonesia. (DMU)