Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Bakal Dilarang di Inggris?

Kompas.com - 12/08/2011, 16:33 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Perdana Menteri Inggris David Cameron geram terhadap para perusuh dan penjarah yang mewabah di sejumlah kota negeri itu beberapa hari terakhir. Ia geregetan saat mengetahui para penjarah mengorganisasi aksi mereka melalui media sosial. Maka, Cameron menuding media sosial, seperti Facebook dan Twitter, berperan dalam mengobarkan kerusuhan yang bermula di London, lalu menjalar ke sejumlah kota lain.

Ia mengatakan, "aliran bebas informasi" kadang-kadang menjadi masalah. Cameron telah memanggil pengelola dua situs media sosial itu serta Research In Motion, produsen BlackBerry, untuk menghadiri sebuah pertemuan yang akan membahas peran mereka dalam wabah kekerasan itu.

"Semua orang yang menonton aksi-aksi yang mengerikan itu akan terkejut oleh bagaimana mereka diorganisasi melalui media sosial," kata Cameron, Kamis (11/8/2011), dalam sebuah pidato di Parlemen seperti dikutip CNN.com, Jumat. "Aliran bebas informasi dapat digunakan untuk kebaikan. Namun, itu juga dapat digunakan untuk keburukan. Ketika orang menggunakan media sosial untuk kekerasan, kita harus menghentikan mereka."

Cameron mengatakan, para pejabat pemerintah sedang bekerja sama dengan pihak berwenang "untuk mempelajari apakah tepat untuk menghentikan orang-orang yang berkomunikasi melalui situs-situs dan layanan semacam itu ketika kita tahu mereka sedang merencanakan kekerasan, kekacauan, dan kejahatan".

Kepada para anggota parlemen Cameron mengatakan, sudah lebih dari 1.200 orang telah ditangkap di seluruh Inggris terkait kerusuhan selama empat hari itu, Sabtu malam hinnga Selasa malam. Sebuah perkiraan menyatakan, para pengecer di Inggris menderita total kerugian lebih dari 161 juta dollar AS (Rp 1,3 triliun) berupa barang yang dicuri dan kerusakan properti selama kerusuhan itu.

Cameron, seorang konservatif, tampaknya mendapat dukungan untuk tindakan tegas itu. Dukungan bahkan juga datang dari anggota Partai Buruh yang merupakan oposisi. "Kebebasan berbicara merupakan hal sentral dari demokrasi kita, tetapi keselamatan dan keamanan umum juga demikian," kata Ivan Lewis, sekretaris bayangan bidang kebudayaan di House of Commons, sebagaimana dikutip The Guardian. "Kami mendukung keputusan pemerintah untuk melakukan tinjauan ulang tentang apakah diperlukan langkah-langkah untuk mencegah penyalahgunaan media sosial oleh mereka yang mengorganisasi dan berpartisipasi dalam kegiatan kriminal."

Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa Mey telah meminta pertemuan dengan tiga perusahaan itu dalam beberapa minggu mendatang, kata sejumlah media Inggris.

Banyak perusuh Inggris dilaporkan telah menggunakan BlackBerry Messenger, sebuah tool pesan instan yang bersifat privat dan gratis, untuk mengatur aksi mereka. Sebuah survei terbaru di Inggris menemukan bahwa 37 persen remaja negara itu lebih suka BlackBerry ketimbang smartphone yang lain.

Twitter dan Facebook telah digunakan juga meskipun situs-situs tersebut juga telah digunakan untuk mengorganisasi upaya pembersihan dan seruan perdamaian di tengah kerusuhan yang dimulai di kawasan miskin Tottenham, London utara, Sabtu malam lalu, setelah polisi menembak mati seorang pria yang disangka anggota geng kriminal.

Perwakilan Facebook dan Twitter mengatakan, mereka senang untuk bertemu dengan Pemerintah Inggris. Namun, keduanya mungkin akan berkeberatan jika harus disensor atau ditutup di Inggris. Twitter telah mengatakan, pihaknya tidak memiliki niat untuk memblokir akun atau menghapus postingan. Sementara Facebook telah mengatakan secara terbuka bahwa perusahaan telah menutup halaman yang secara eksplisit menghasut kekerasan.

Blog Research In Motion di dalam BlackBerry telah diretas Selasa.  Peretasan itu terjadi setelah pembuat smartphone dari Kanada itu menyatakan, perusahaan tersebut akan bekerja sama dengan polisi London untuk membantu dalam mengidentifikasi para perusuh yang mungkin telah menggunakan BlackBerry untuk merencanakan kekacauan.

Dalam perkembangan lain, para pendukung Open-Web dan kebebasan berbicara langsung menyatakan keberatan dengan rencana Cameron tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com