Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI

Dengan Riset Mencengkeram Dunia

Kompas.com - 18/08/2011, 02:22 WIB

Ambrosius Harto Manumoyoso

Memasuki Aula Pameran Kantor Pusat Huawei Technologies Co Ltd di Shenzhen, Guangdong, China selatan, rombongan Telkomsel Media Education To China 2011 seakan diyakinkan bahwa telekomunikasi mustahil lepas dari penelitian.  

Di aula itu terpampang deretan perangkat tercanggih, antara lain menara telekomunikasi, perangkat bersistem telekomunikasi jarak jauh, layar dan komputer, serta telepon seluler dan modem internet (antena mini pengakses internet pada komputer jinjing).

Cuma dalam 23 tahun, Huawei menjelma dari pemasar perangkat telekomunikasi menjadi pemasok utama China dan urutan dua dunia. Kondisi itu terkait komitmen untuk terus berinovasi menciptakan perangkat dan jasa telekomunikasi melalui penelitian atau riset.

Jauh sebelum menjadi raksasa telekomunikasi, dengan modal 21.000 yuan, Ren Zhengfei mendirikan Huawei pada 1987 di Shenzhen. Huawei awalnya hanya agen penjualan sentral telepon mini (PBX) buatan perusahaan asal Hongkong di seberang Shenzhen. PBX waktu itu banyak dipakai kantor, pabrik, hotel, dan rumah sakit di China.

Huawei melihat PBX sebagai produk berpeluang pasar yang amat besar sehingga tergiur untuk menciptakan sendiri. Riset dimulai pada 1990 hingga tahun itu Huawei mampu meluncurkan PBX buatan sendiri. Produk itu dikembangkan lagi sehingga pada 1992 Huawei berhasil meluncurkan PBX berkapasitas lebih besar. Produk baru itu ternyata cocok untuk pedesaan China.

Huawei kemudian mengembangkan produk hingga menghasilkan C&C08 atau sentral telepon digital (PSTN switch) pada 1994 yang dianggap fenomenal. Sentral ini tidak cuma dipasarkan di China, tetapi juga di dunia.

Kembangkan penelitian

Pada 1997 dan 1998, Huawei mengembangkan penelitian pada teknologi telekomunikasi akses kabel dan nirkabel (2G). Perangkat juga diproduksi dan membanjiri daratan China. Pada tahun 2003, Huawei juga bermain pada teknologi 3G dengan pasar baru di Uni Emirat Arab, Eropa, dan Amerika Serikat.

Namun, Huawei belum mau berhenti. Lebih banyak riset dilakukan karena ditunjang dana minimal 10 persen dari pendapatan. Awal milenium, Huawei mengembangkan riset teknologi transmisi gelombang mikro, tembaga, serat optik, jaringan telekomunikasi inti, aplikasi, layanan nilai tambah, bahkan perangkat populer, seperti telepon seluler dan modem internet.

”Riset menjadikan kami perusahaan penyedia solusi, perangkat, serta jasa teknologi informasi dan telekomunikasi yang lengkap,” kata Deputi Presiden Lini Produk Nirkabel Huawei Technologies Co Ltd Hao Guang Ming di Shenzhen.

Riset menunjang perusahaan terus berinovasi menciptakan produk yang sesuai dengan selera konsumen. Perusahaan mendedikasikan 51.000 dari 110.000 atau 46 persen dari jumlah karyawan pada bidang riset. Pada 2010, Huawei mencatat pendapatan 28 miliar dollar AS. Senilai 2,5 miliar dollar AS diperuntukkan bagi dana penelitian. Dana riset itu naik 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dana besar memungkinkan Huawei membangun 20 pusat riset, antara lain di Shanghai, Beijing, Nanjing, Xi’an, Chengdu, dan Wuhan di China; Stockholm di Swedia; Dallas dan Silicon Valley di AS; Bangalore di India; Offaly di Irlandia; dan Moskwa di Rusia. Khusus di Indonesia, pada akhir tahun 2008, Huawei membangun pusat riset dan pelatihan aplikasi dan layanan nilai untuk konsumen terutama operator.

Huawei juga telah membangun 20 pusat inovasi bersama dengan operator telekomunikasi. Karena itu, perusahaan tersebut mampu melayani 45 dari 50 operator telekomunikasi teratas dunia.

Riset yang berkesinambungan membuat Huawei hingga 31 Desember 2010 mampu membukukan 49.040 aplikasi paten. Dari jumlah itu, sebanyak 31.689 paten dibukukan di China dan 8.892 paten dibukukan di bawah Patent Cooperation Treaty. Dari jumlah paten yang dibukukan, yang diterima sebanyak 17.765 paten dengan 3.060 paten di antaranya di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com