Autodesk Tunjuk Direktur Pelaksana Baru untuk ASEAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Autodesk, Incpemimpin industri perangkat lunak untuk desain, rekayasa dan hiburan, dari Amerika telah menunjuk V. R. Srivatsan sebagai Direktur Pelaksana atau Managing Director untuk kawasan Asia Tenggara.

Srivatsan bertanggung jawab untuk keseluruhan strategi dan pertumbuhan bisnis Autodesk di seluruh ASEAN termasuk Indonesia, mencakup semua industri perusahaan dan segmen produk. Membangun kemitraan strategis di seluruh wilayah juga akan menjadi area fokus utama.

Saya senang bahwa Srivatsan telah menerima tantangan untuk memimpin bisnis kami di ASEAN, yang merupakan pasar yang dinamis dan menarik untuk Autodesk. Pengalaman dan pengetahuannya yang luas dalam sektor TI merupakan aset untuk pengembanga n masa depan bisnis kami, ujar Patrick Williams, Senior Vice President Autodesk Asia Pacific, Senin (12/9/2011) dalam rilisnya.

Srivatsan memiliki lebih dari 22 tahun pengalaman dalam industri TI, memegang peran kepemimpinan dalam berbagai organisasi multinasional, termasuk SAP dan Oracle. Sebelum bergabung dengan Autodesk, Srivatsan merupakan Managing Director untuk SAP Malaysia.

Dia bertanggung jawab untuk memimpin strategi, bisnis dan operasi SAP di negara tersebut. Selain itu, Srivatsan juga bertanggung jawab untuk penjualan Analisa Bisnis dan Solusi Teknologi dan Solusi Lini Bisnis di Pasar Asia Tenggara.

"Autodesk memiliki jejak yang sangat kuat dalam desain teknologi di berbagai macam industri. Perusahaan juga memiliki rekam jejak yang kuat dalam pelaksanaan rencana pembangunan dan pertumbuhan mereka," ujar Srivatsan.

Saya berharap un tuk bisa bekerja erat dengan tim manajemen Autodesk yang kuat untuk memperluas bisnis di ASEAN, memungkinkan pelanggan lokal untuk mempercepat desain yang lebih baik dengan teknologi Autodesk, dan membuat mereka mengalami ide-ide mereka sebelum diwujudkan , tambah Srivatsan.

Di Indonesia, produk Autodesk yang terkenal adalah perangkat lunak untuk dunia arsitektur dan industri yakni AutoCAD dan Mechanical Desktop. Dan, Autodesk pernah menggelar survei di Indonesia dengan hasil hampir 70 persen produk Autodesk yang beredar di Indonesia adalah bajakan.