Pembajak diketahui mengambil alih akun Twitter Yingluck, Minggu (2/10). Belakangan diketahui pula sejumlah peretas tak dikenal membobol situs web Kementerian Luar Negeri Thailand pekan lalu.
Kedelapan pesan Twitter yang dikirimkan berisi kritik atas ketidakmampuan dan praktik kronisme, yang selama ini memang kerap dituduhkan kepada Yingluck.
Selain menjelek-jelekkan, si pelaku juga mengolok-olok Yingluck sebagai seorang pemimpin yang sama sekali tidak kompeten dan bahkan tak mampu melindungi akun Twitter-nya sendiri.
”Kalau dia saja tidak mampu menjaga akun Twitter-nya, bagaimana pula dia bisa melindungi keamanan seluruh negeri ini?” ejek si pembajak.
Salah satu pesan lain berisi, seolah-olah, pernyataan Yingluck bahwa Thailand tak lebih dari sekadar ladang bisnis miliknya dan para kroninya, bukan milik rakyat Thailand.
”Negeri ini hanyalah bisnis. Kami bekerja untuk sekutu kami dan bukan untuk rakyat Thailand. Kami bekerja buat mereka yang mendukung kami, bukan yang berbeda dari kami,” begitu isi salah satu pesan di dalamnya.
Sementara dalam pesan Twitter lain, tertulis kalimat mengatasnamakan Yingluck, yang menyebut warga miskin Thailand hanya dia manfaatkan dengan diberi berbagai harapan agar mereka memilihnya (Yingluck) pada pemilu kemarin.
”Dengan demikian, kelompok kamilah yang mendapat keuntungan dari situ,” begitu tertulis dalam akun Twitter yang dibajak tersebut.
Kejadian pembajakan akun Twitter Yingluck dibenarkan oleh juru bicara pemerintah Thailand, Thitima Chaisaeng. Namun, dia mengaku masih belum tahu siapa pelakunya (pembajak).