Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ratusan Pengaduan Pencurian Pulsa

Kompas.com - 03/10/2011, 05:13 WIB

jakarta, kompas - Posko pengaduan pencurian pulsa telepon seluler menerima ratusan pengaduan dari pelanggan, Minggu (2/10). Sebagian besar pelanggan yang mengadu mengeluhkan pulsa telepon seluler mereka tersedot habis tanpa diketahui penyebabnya.

Kelompok Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) Jakarta mendirikan posko tersebut selama dua hari terakhir guna menjaring kasus hilangnya pulsa pelanggan telepon seluler. ”Pelanggan sering tidak sadar kalau pulsa mereka hilang karena jumlahnya tidak besar. Sekali masuk pesan singkat, pulsa hilang Rp 2.000, seperti tidak terasa,” tutur Ketua Lisuma Jakarta Al Akbar Rahmadillah.

Sepanjang Sabtu, mereka menerima 182 pengaduan dari pengguna telepon seluler. Sepanjang Minggu, mereka membuka posko di Monumen Nasional dan Gelora Bung Karno. Mereka menerima 75 pengaduan pencurian pulsa telepon seluler.

Posko keliling dengan mobil tersebut akan dibuka hingga Selasa besok. ”Rencananya kami akan buka posko di depan kantor pusat tiga operator telepon seluler terbesar sampai Selasa,” kata Akbar.

Rika, salah satu pelanggan, menuturkan, dia pernah menerima pesan singkat (SMS) berisi tawaran kuliner. ”Saya tidak memencet satu tombol pun di ponsel saya, tetapi tidak tahunya saya terdaftar secara otomatis. Setelah itu saya rutin menerima kiriman informasi kuliner setiap hari, bisa tiga SMS per hari. Saya mau berhenti berlangganan tidak bisa,” tuturnya.

Setiap kali mengisi pulsa, nominal pulsa langsung berkurang, bahkan habis. Akhirnya, Rika menelepon nomor yang tertera di SMS yang dia terima.

”Telepon saya diterima seorang pria. Saya katakan keluhan saya. Dia bilang akan diproses selama satu hari. Namun, sampai beberapa hari berikutnya pulsa saya masih tersedot. Baru setelah tiga kali menelepon, saya terbebas dari SMS tawaran kuliner itu,” ujar Rika.

Hal serupa dialami Maryanto (40). Saat mengisi pengaduan di Gelora Bung Karno, dia menuturkan, sudah empat hari terakhir tidak mengisi pulsa karena khawatir pulsanya tersedot habis. ”Saya dapat SMS dari nomor empat digit. Karena saya tidak tahu, saya coba klik seperti yang tertera di SMS. Tak tahunya, setiap hari pulsa saya berkurang. Saya tidak tahu bagaimana caranya berhenti berlangganan karena tidak ada petunjuknya. Saya sampai enggan mengisi pulsa,” tutur Maryanto.

Tak sedikit pelanggan yang menerima SMS seperti ini: Kepada Pelanggan Yth, Silahkan cek di *467*95# u/ dpt Pulsa 20Rb KHUSUS 20org HARI INI. Raih info terbaru selebrity.2rb/sms/ hari. CS:0214586xxxx.

Menurut Akbar dari Lisuma, tak banyak orang yang menyadari bahwa, setelah mengecek seperti yang diperintahkan itu, mereka akan mendapat informasi soal selebriti dan membayar Rp 2.000 per SMS per hari.

Lapor Menkominfo

Keluhan semacam itu mengisi lembar-lembar pengaduan yang dibuat Lisuma Jakarta. Tercatat nomor telepon seluler, alamat, dan keluhan yang dialami pelanggan.

Sebagian besar pelanggan mengeluhkan masuknya SMS berisi layanan konten, hadiah, bonus, kuis, atau nada sambung pribadi. Seperti dialami Lukman, pulsanya tersedot karena membayar nada sambung pribadi yang tidak pernah dia daftarkan.

”Saya tidak mendaftar, tiba-tiba, katanya, dapat nada sambung pribadi. Pulsa saya hilang Rp 9.000 setiap bulan,” ujarnya.

Semua pengaduan yang masuk di posko tersebut akan dikumpulkan lalu dilaporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pada Jumat pekan lalu, Lisuma Jakarta juga menggelar unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika guna mendesak pemerintah melindungi masyarakat dari pencurian pulsa telepon seluler.

”Sebenarnya ada semacam pusat pelaporan di Kementerian Kominfo, tetapi mungkin kurang sosialisasi sehingga tidak banyak masyarakat yang tahu sehingga banyak yang diam saja,” kata Akbar.

Data dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebutkan, pengaduan masalah telekomunikasi menempati peringkat pertama dari total pengaduan yang masuk ke YLKI, yaitu 28 dari 156 kasus. Tahun 2010, ada sekitar 180 juta nomor telepon seluler aktif di Indonesia, sedangkan tahun 2011 ada lebih dari 200 juta nomor telepon seluler yang aktif.

Tak berhenti pada pelaporan di Kementerian Kominfo, Lisuma juga berencana mengadukan pencurian pulsa telepon seluler itu kepada polisi.

”Uang yang dihasilkan sangat besar, bisa mencapai Rp 300 juta,” ujar Akbar. (fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com