Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papua Dijadikan Lahan Proyek Keamanan

Kompas.com - 25/10/2011, 17:13 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Laode Ida menilai, berbagai persoalan yang terjadi di Papua saat ini sengaja diabaikan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Menurut Laode, kesengajaan itu telah mengakibatkan berbagai permasalahan di Papua dan menjadi sasaran empuk bagi pelaksanaan proyek-proyek keamanan di daerah tersebut.

"Permasalahan di Papua sengaja disimpan terus-menerus, diabaikan permasalahannya, sehingga tidak diselesaikan, untuk kemudian dijadikan lahan proyek aparat keamanan di sana. Itulah yang sebenarnya terjadi," ujar Laode di Jakarta, Selasa (25/10/2011).

Laode mengungkapkan, sejak periode pertama di Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dia sempat menawarkan kepada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar segera menyelenggarakan dialog tentang Papua, bersama masyarakat Papua, dan seluruh pemangku kepentingan di daerah tersebut.

"Namun, kenapa sampai sekarang tawaran itu tidak pernah dijawab. Nah, sementara mereka sendiri, Papua kan punya jaringan yang sangat kuat pada tingkat tertentu, seperti misalnya di tingkat internasional," kata Laode.

Selain itu, beberapa permasalahan seperti kasus PT Freeport Indonesia juga belum terselesaikan. Laode menilai, di tingkat manajemen intern di PT Freeport telah terjadi masalah sehingga banyak buruh perusahaan tersebut yang menuntut karena upah mereka jauh di bawah standar.

"Sementara itu, aparat keamanan juga terbelah. Ada polisi yang mengendalikan keamanan, sementara jika seperti itu, tentara juga pasti akan terpinggirkan. Ini adalah masalah-masalah dari dulu hingga sekarang yang belum diselesaikan sehingga terkesan memang sengaja dibiarkan dan dijadikan proyek keamanan dari berbagai kasus yang ada di sana," kata dia.

Ditambahkan, persoalan dana otonomi khusus Papua juga perlu mendapat perhatian lebih. Laode mengatakan, sejauh ini dana otonomi khusus tersebut tidak mencapai target sehingga kondisi rakyat Papua masih jauh dari kata sejahtera.

Menurutnya, jika pola pengelolaan dana itu terus dibiarkan, sementera para elite di Papua melihat hal tersebut, maka hal itu akan berpotensi untuk semakin memperburuk keadaan di Papua.

"Terlebih lagi, ditambah jika dari Jakarta melakukan pendekatan keamanan terus-menerus. Hal itu kan pada akhirnya akan menjadikan Papua pada tingkat arena yang cenderung dieksploitasi para elite di Jakarta," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Laode, yang harus dilakukan di Papua saat ini adalah melakukan pendekatan persuasif melalui penguatan jaringan-jaringan sosial masyarakat Papua melalui tingkat nasional dan internasional. Hal tersebut juga harus dilakukan mulai dari lapisan tingkat bawah masyarakat.

"Jadi kalau menjadikan Papua ini sebagai proyek keamanan, maka itu sangat tidak baik untuk Papua dan untuk bangsa kita sendiri ke depannya. Pendekatan keamanan harus ditiadakan. Ini harus ditanggapi serius oleh pemerintah, jika memang mereka ingin Papua ini tetap berada di NKRI," tegas Laode.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

    HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

    Gadget
    Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

    Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

    Software
    Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

    Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

    e-Business
    8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

    8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

    e-Business
    Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

    Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

    Internet
    Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

    Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

    Software
    HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

    HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

    Gadget
    7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

    7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

    Gadget
    Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

    Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

    Gadget
    Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

    Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

    e-Business
    Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

    Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

    Internet
    CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

    CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

    e-Business
    'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

    "Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

    e-Business
    WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

    WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

    Software
    Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

    Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

    Game
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com