KOMPAS.com - Pemimpin Tibet dalam pengungsian, Dalai Lama, tengah berkunjung ke Tokyo, Jepang. Dalam kunjungannya itu, Dalai Lama menuduh China melakukan pembunuhan budaya atas penduduk di kawasan Tibet.
Dia menambahkan keputusasaan atas tekanan China telah mendorong rangkaian aksi bunuh diri warga Tibet di Provinsi Sichuan China. "Jadi itulah yang Anda lihat, situasi yang sedih ini, yang terjadi karena situasi yang frustasi," tambahnya seperti warta AFP pada Senin (7/11/2011).
Sedikitnya sepuluh biksu maupun mantan biksu membakar diri sebagai protes terhadap kekuasaan China di Tibet. Tujuh di antara mereka meninggal dunia.
Dalai Lama juga menuduh aparat China tidak membantu para pengunjuk rasa yang membakar diri. Aparat juga dianggap menggunakan kekerasan untuk membubarkan rekan-rekan mereka yang berada di tempat unjuk rasa.
Dalam kunjungannya ke Negeri Sakura itu, Dalai Lama bertemu dengan Perdana Menteri Yoshihiko Noda dan beberapa anggota parlemen. Ia, antara lain, meminta Jepang untuk memberi tekanan kepada China guna membangun kebebasan dan demokrasi.
Pemimpin Tibet ini juga berkunjung ke Ishinomaki -salah satu kawasan yang dilanda gempa dan tsunami di Jepang- dan bersembahyang untuk para korban gempa dan tsunami.
Menghasut
Pemerintah China mengatakan justru Dalai Lama, yang mengungsi ke Dharamsala, India pada 1959, yang bersalah karena menghasut aksi unjuk rasa.
Pada Maret 2008, terjadi unjuk rasa besar di ibukota Tibet, Lhasa, untuk menentang kekuasan China di kawasan itu yang dilaporkan menewaskan 200 warga Tibet.
Banyak warga Tibet yang marah dengan kebijakan China di kawasan itu. Menurut mereka, China mematikan budaya setempat.