Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan "Content Provider" Nakal Lakukan Pencurian Pulsa

Kompas.com - 06/12/2011, 19:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada mulanya para content provider (CP) yang ada berusaha membuat konten kreatif yang menarik. Namun karena tak kunjung laku, mulainya mereka berbuat "nakal", sehingga menghalalkan bisnis pencurian pulsa.

Sekretaris Jendral Indonesia Mobile and Online Content Provider Association, Ferrij Lumoring menjelaskan CP tersebut harus membuat konten kreatif agar bisnisnya terus berjalan. Namun, karena konten kreatifnya tidak kunjung digemari konsumen, CP melakukan jalan pintas dengan membuat konten instan yang langsung memotong pulsa pengguna.

"Bisnis konten sempat meredup pada tahun 2005 setelah harga bahan bakar minyak (BBM) sempat naik 35 persen, saat itu pengguna membeli pulsa hanya untuk menelpon dan pesan pendek (SMS) yang penting-penting saja. Mereka tidak akan mengunduh konten," ungkap  Ferrij saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi I DPR Senayan Jakarta, Selasa (6/12/2011).

Karena terdesak target pendapatan, kata Ferrij, CP tersebut harus berani merombak konten-konten yang dijualnya agar menarik untuk dibeli konsumen. Sejak 2007, bisnis konten mulai merebak kembali dan muncul bisnis konten dengan SMS premium melalui empat digit nomor pengirim.

Bahkan, bisnis konten mulai merebak kembali dengan pengguna yang dipaksa mengunduh konten yang seakan gratis, tapi sebenarnya merupakan jebakan untuk masuk ke pencurian pulsa yang lebih besar. Mekanismenya adalah pengguna harus mengetik kode *#(tiga digit angka) dan kemudian diakhiri tanda #.

"Secara bisnis itu memang sah, apalagi pengguna menyetujui registrasi tersebut. Walaupun setelah registrasi itu akan disuruh mengunduh konten-konten yang ada dan baru sadar pengguna akan mengalami pengurangan pulsa," tambahnya.

Jika terjadi demikian, Ferrij tidak bisa melakukan pencegahan karena bisnis tersebut memang dijalankan sesuai prosedur. Tapi, Ferrij meminta agar bisnis tersebut juga dikaitkan dengan hati nurani agar jangan sampai menipu konsumen.

Anggota Komisi I dari Fraksi PDIP Enggar Tiasto Lukita sempat mempertanyakan kepada para CP, apakah bisnis tersebut harus dilakukan dengan cara yang nakal untuk mendapatkan untung. Padahal, bisnis tersebut telah mencuri uang rakyat.

"Sebagai pengawas pemerintahan dan selaku wakil rakyat kami berhak meminta penjelasan kepada para CP atas kejadian tersebut. Jika tidak, maka kami akan menggunakan hak wewenang kami untuk mengintrogasi CP nakal tersebut," tambah Enggar.

Pihak Panitia Kerja DPR melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) atas kasus pencurian pulsa ini dengan memanggil enam pihak, yaitu konsumen, ahli hukum dan pakar telematika, CP dan pemilik konten, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan kepolisian serta kejaksaan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

    Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

    Game
    Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

    Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

    e-Business
    Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

    Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

    Internet
    Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

    Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

    Internet
    Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

    Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

    e-Business
    Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

    Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

    Gadget
    WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

    WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

    Internet
    Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

    Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

    e-Business
    Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

    Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

    Gadget
    10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

    10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

    Gadget
    Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

    Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

    Gadget
    Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

    Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

    Software
    Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

    Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

    e-Business
    Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

    Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

    Game
    Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

    Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

    Software
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com