Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andrew Darwis & Ken Lawadinata

Kaskus Mirip Sebuah "Negara Digital"

Kompas.com - 13/12/2011, 12:58 WIB

KOMPAS/RADITYA HELABUMI JAYAKARNAChief Executive Officer Kaskus Ken Dean Lawadinata dan Chief Technology Officer Kaskus Andrew Darwis

JAKARTA, KOMPAS.com - Iseng dan kecil-kecilan yang berubah menjadi raksasa. Itulah Kaskus, singkatan dari ”kasak-kusuk”, yang dibidani Andrew Darwis bersama dua temannya saat di Amerika Serikat—Ronald dan Budi—serta Ken Lawadinata. Bermodalkan hanya 3 dollar AS (sekitar Rp 30.000), Kaskus yang November lalu berumur 12 tahun itu sudah menjadi raksasa komunitas berbasis web.

Total posting mereka telah mencapai 472.737.437 post dengan total jumlah anggota 3.766.268 orang. Setiap hari puluhan ribu barang beraneka jenis diperjualbelikan secara online di situs tersebut. Istilah-istilah dalam posting mereka pun memberi warna terhadap perbendaharaan kata dunia internet Indonesia. Sundul, gan!

Kaskus seperti apa yang Anda harapkan saat awal menciptakannya? Seiring dengan perkembangannya yang pesat, apakah ada perubahan dalam visi/harapan tersebut?

 

(Diana Laurencia, Jakarta)

Ken: Tujuan dibuatnya situs Kaskus pada awalnya untuk tempat ngumpul sesama mahasiswa Indonesia di luar negeri. Seiring bertambahnya waktu dan banyaknya komunitas yang bermunculan di dalam Kaskus membuat kami jadi berpikir ini harus dianggap serius. Karena itu, yang tadinya iseng- iseng kami ubah menjadi situs web yang visinya membantu pengguna internet di Indonesia untuk dapat mencari informasi sekaligus berdagang secara online.

Apa kiat atau barangkali keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk membangun kesuksesan, khususnya bagi kaum muda?

(Muhammad Hari, xxxx@gmail.com)

Yang pasti percaya diri dan berani untuk berbeda sangat diperlukan untuk bisa menjalankan ide-ide kita. Banyak di antara kita yang memiliki ide bagus dan cemerlang. Namun, karena merasa masih terlalu muda dan takut untuk berbeda dari sekeliling kita, ide-ide tersebut akhirnya tidak direalisasikan. Jadi, untuk bisa sukses, minimal kita harus yakin dan berani untuk melawan social pressure.

Keuntungan apa yang Anda dapatkan selain materi yang berlimpah? Adakah keinginan untuk membuat situs lainnya?

(Dektio, Condet, Jakarta Timur)

Sejak berkonsentrasi di Kaskus, keuntungan nomor satu kami adalah mendapat banyak teman baru dari kalangan profesional dan komunitas kami sendiri. Untuk keinginan membuat situs lainnya, itu sudah pasti. Bila ada peluang yang bisa membuat pengguna internet di Indonesia menjadi lebih nyaman dan mudah dalam kehidupan sehari-hari, pasti kami akan coba untuk membuatnya.

Dengan pencapaian seperti saat ini, apa merasa sudah puas? Saya mau berterima kasih karena Kaskus sudah banyak membantu menyediakan informasi.

(Fransiska, Bandung)

Belum puas. Saat ini masih banyak yang belum mengenal internet, terutama di luar pulau Jawa. Pastinya kami hanya akan puas saat Kaskus dengan forum jual beli dan forumnya bisa membantu membawa penghasilan serta mempermudah kehidupan sehari -hari mayoritas orang Indonesia. Lastly, merebut posisi nomor 1 di Indonesia dari pesaing kami, Google, Facebook dan sebagainya.

Hal sederhana apa yang pertama kali Anda lakukan hingga terbentuk situs jejaring sosial Kaskus ini? Untuk Ken: Di usia Anda yang masih muda ini, apa visi Anda untuk Kaskus yang bakal Anda lihat ketika tua nanti?

(Rizki Kuncoro Hadi, Condong Catur, Depok, Sleman)

Andrew: Menyewa web hosting seharga 7 dollar AS per bulan untuk menginstal script gratis saat menjalankan Kaskus pertama kali.

Ken: Visi yang saya inginkan adalah Kaskus bisa membentuk industri online shopping di Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan, banyak konsumen yang tidak mendapatkan pilihan barang untuk dikonsumsi dan digunakan di luar kota besar. Jadi, bila Kaskus dapat membantu transaksi jual beli antarpulau itu bisa menggelorakan perekonomian negara kita sekaligus industri second hand goods. Itu yang menjadi visi saya saat ini.

Bagaimana cara Andrew menanggapi ejekan atau mungkin hinaan di forum Kaskus. Padahal, Andrew bisa saja mem-blacklist Kaskuser yang menghinanya?

(Abidal Olickz, xxxx@yahoo.com)

Ha-ha-ha. Saat ini dengan 3,7 juta anggota terdaftar dan dikunjungi oleh lebih dari 18 juta unik IP setiap bulan, rasanya Kaskus boleh dibilang mirip dengan sebuah ”Negara Digital”. Dalam membuat suatu keputusan pasti ada pihak yang merasa diuntungkan dan dirugikan. Ada juga yang merasa senang atas keputusan yang diambil. Sebaliknya, ada juga yang marah-marah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com