Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunjuk Bos Baru, Saham Yahoo Malah Anjlok

Kompas.com - 05/01/2012, 16:21 WIB

KOMPAS.com - Yahoo telah menunjuk Scott Thompson sebagai pemimpin baru mereka yang baru pada Rabu (4/1/2011). Dengan pemimpin baru ini, diharapkan Yahoo dapat kembali bersaing di kancah TI dunia. Namun, berita pengumuman CEO baru ini justru direspon negatif oleh pasar, saham Yahoo anjlok hingga 3,1 persen.

Berdasarkan penutupan perdagangan saham Wall Street kemarin yang diambil dari Yahoo! Finance, saham Yahoo (YHOO) anjlok 0,51 poin (3,1 persen) dari harga 16,29 dollar AS menjadi 15,78 dollar AS per saham.

Begitu pula saham Ebay Inc (EBAY) ikutan anjlok namun lebih parah yaitu turun 1,18 poin (3,77 persen) dari level 31,34 dollar AS menjadi 30,16 dollar AS per saham. Sebelum ditunjuk jadi CEO Yahoo, Scott Thomson menjabat sebagai Presiden PayPal, unit bisnis online payment dari eBay yang sudah mendunia

Seperti dikutip FinancialPost, Chief Executive eBay John Donahoe mengatakan dalam memo internal bahwa perpindahan Scott Thompson ke Yahoo merupakan kejutan baginya. "Scott memberi tahu saya Selasa sore, meski gairahnya untuk PayPal, tapi dia menganggap bahwa ini adalah kesempatan yang harus diambil," kata Donahoe.

Kendati demikian, Harriss menilai penurunan saham Yahoo hanyalah sementara karena Scott Thompson yang menjadi Chief Executive Officer (CEO) Yahoo saat ini merupakan manajer yang kompeten dan yang telah sukses memimpin PayPal.

Khusus saham Ebay, perusahaan tersebut pasti kehilangan karena ditinggal bos yang selama ini membesarkan PayPal dan Ebay.

Analis RW Baird Colin Sebastian menganggap bahwa penurunan saham Yahoo disebabkan karena Thompson dianggap kurang berpengalaman dalam bisnis inti Yahoo yaitu iklan media online. "Saya tidak yakin bahwa seorang eksekutif pembayaran adalah pilihan yang tepat untuk sebuah perusahaan media online terkemuka," katanya.

Namun, kata Sebastian, Thompson perlu dicatat bahwa dia memiliki latar belakang teknologi dan internet yang kuat. Sehingga diharapkan dapat membantu Yahoo yang fokus pada perusahaan teknologi.

Saat ini, Yahoo sudah memiliki pengguna lebih dari 700 juta orang. Dengan jumlah pengguna yang banyak maka aset dalam bisnis tersebut juga tinggi dan masih berpeluang besar di masa depan.

Namun, analis dari Stifel Nicolaus Jordan Rohan menyatakan Yahoo harus waspada terhadap bisnisnya terutama aset-asetnya di Asia. "Penjualan aset di Asia adalah tugas pertama baginya. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana dia memanfaatkan uang tunai hasil penjualan aset di Asia tersebut," kata Rohan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com