Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Buruh China yang Memproduksi iPad

Kompas.com - 27/01/2012, 14:13 WIB

Ledakan fatal di Chengdu bersumber dari debu aluminium yang terbentuk tiga minggu setelah iPad keluar. Meskipun ada penyelidikan dari pihak Apple, tujuh bulan setelah itu terjadi ledakan berikutnya, walau tidak fatal, di Shanghai.

Seorang mantan eksekutif Apple mengklaim, perusahaan itu telah mengetahui penyimpangan di bidang tenaga kerja di sejumlah pabrik selama empat tahun, "dan mereka terus melanjutkan (kondisi itu) karena sistem bekerja untuk kami".

Para pemasok hanya diberi margin keuntungan sangat kecil untuk apa yang mereka hasilkan buat Apple, dan para eksekutif di Cupertino selalu meminta rincian biaya, jumlah pekerja, dan besaran gaji.

Pendiri Apple, Steve Jobs, yang meninggal pada Oktober lalu, mengatakan dua tahun lalu bahwa Apple merupakan pemimpin dunia dalam "memahami kondisi-kondisi para pekerja dalam rantai pasokan kami". Dia mengatakan, banyak pabrik punya restoran, bioskop, rumah sakit, dan kolam renang. Para staf mengatakan, mereka menghargai fasilitas-fasilitas itu, tetapi kondisi kerja masih dipandang sebagai sesuatu yang tidak berbelas kasih.

Foxconn mengatakan, sebagaimana dikutip New York Times, kondisi kerja "baik-baik saja kecuali keras". Hanya satu orang dari 20 pekerja di lini perakitan yang harus berdiri untuk melakukan pekerjaan mereka, dan perusahaan itu memiliki "catatan keamanan yang sangat baik".

Namun, Mail on Sunday mengunjungi sebuah pabrik Foxconn yang membuat iPod di Shenzhen, China, tahun 2006, dan laporan harian itu yang menunjukkan adanya jam kerja yang panjang, akomodasi yang penuh sesak, dan hukuman mengejutkan para eksekutif Apple. "Kami berusaha sangat keras untuk membuat perbaikan," kata seorang mantan eksekutif Apple kepada New York Times. "Tapi kebanyakan orang akan sangat terganggu jika mereka lihat di mana iPhone mereka dibuat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com