Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Birokrasi Dimanfaatkan Calon Tertentu

Kompas.com - 06/04/2012, 20:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta dari PKS, Hidayat Nur Wahid, khawatir jika birokrasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dijadikan alat untuk memenangkan kandidat tertentu.

Ia pun meminta kepada seluruh kandidat untuk membiarkan proses demokrasi berjalan secara alami.

"Jangan sampai proses dan hasil Pilkada di Jakarta lebih buruk dari daerah lainnya karena misalnya menghalakan segala cara sehingga birokrasi dikerahkan," ungkap Hidayat, Jumat (6/4/2012), usai acara diskusi seminar "Reaktualisasi Peran Masjid sebagai Peradaban Islam" di Universitas Al-Azhar, Jakarta.

Hal itu jika dilakukan sudah termasuk dalam pelanggaran hukum.

Menurut Hidayat, menjalani Pilkada DKI adalah sebuah proyek untuk mengabdi kepada rakyat.

"Jangan malah mau cederai kedaulatan rakyat," tutur Hidayat.

Lebih lanjut, Hidayat juga membantah adanya kesepakatan di antara para kandidat untuk melakukan koalisi jika pemilihan memasuki tahap kedua. Koalisi itu, dikabarkan, untuk menjegal pencalonan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

"Saya tidak bisa melarang orang berbuat apa pun, tapi kalau menurut saya itu hal tak perlu sampai mau mengeroyoki beliau. Berikan masyarakat yang terbaik, suasana kondusif dan biarkan berjalan begitu saja proses demokrasi ini," tandas mantan Ketua MPR ini.

Adapun, sudah ada enam pasang calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sudah resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta.

Sebanyak empat pasang maju dari jalur partai politik yakni pasangan Jokowi-Ahok, Alex Noerdin-Nono Sampono, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, dan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini.

Sedangkan dua pasangan lainnya sudah terlebih dulu maju melalui jalur independen yaitu Faisal Basri-Biem Benyamin dan Hendardji Supandji-Riza Patria. Keenam pasangan ini akan bersaing memperebutkan kursi DKI 1 dan DKI 2.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com