Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Strategi Kakao Talk Menyerbu Indonesia

Kompas.com - 18/04/2012, 17:37 WIB

Kontributor: Rizki Amelia, Abdul Arfan*

SEOUL, KOMPAS.com - Di tengah pesatnya kemajuan teknologi mobile, Kakao Talk merupakan salah satu messaging service asli buatan Korea yang sedang mencoba merambah pasar internasional.

Dirilis pada 18 Maret tahun 2010 oleh Kakao Inc., Kakao Talk memulai layanannya sebagai aplikasi chatting sederhana yang langsung banyak digunakan oleh para pengguna smartphone di Korea.

“Kakao Talk bisa sangat populer seperti sekarang karena kami merilis Kakao Talk di waktu yang tepat sebagai messaging service pertama setelah smartphone pertama kali diluncurkan di Korea pada tahun 2009,” ujar Jin Kwang Kim dari tim global support Kakao Talk.

Tidak main-main, dari sekedar sebuah aplikasi messaging service kini Kakao Talk menjadi sebuah perusahaan yang memiliki 170 karyawan.

Sejauh ini Kakao Talk mencatat ada sekitar 42 juta pengguna terdaftar dengan 8 juta pengguna berasal dari luar Korea.

Hingga detik ini Kakao Talk melayani sekitar 1.3 milyar pengiriman pesan dengan 2.6 milyar penerimaan pesan, dua kali lipat jumlah pesan terkirim karena fitur group chat yang dimiliki Kakao Talk.

Untuk menggunakan Kakao Talk, pengguna cukup menginstall Kakao Talk pada perangkat genggam yang digunakan dan mendaftar menggunakan nomor telepon genggam yang dimiliki.

Dengan memanfaatkan koneksi internet mobile, pengguna dapat merasakan nilai ekonomis dari penggunaan Kakao Talk dibandingkan dengan menggunakan sms untuk pengiriman pesan.

Bisnis Kakao Talk

Sebagai sebuah perusahaan, Kakao Inc. mengakui bahwa kini bisnis Kakao Talk belum terlalu menghasilkan profit. Beberapa bentuk bisnis dari Kakao Talk adalah fitur “plus friend” dan penyediaan emoticon berbayar.

Pada fitur “plus friend”, beberapa perusahaan bekerja sama dengan Kakao Talk untuk menyampaikan info dan update terbaru kepada pengguna yang mem-”follow” mereka.

Dan yang menarik, di Kakao Talk pengguna bisa memanfaatkan fitur pengiriman hadiah, yaitu membeli e-kupon suatu produk di sebuah toko dengan pembayaran langsung ke tagihan pulsa.

Lalu, e-kupon tersebut dikirimkan ke teman Anda dan teman Anda tinggal menunjukkan e-kupon tadi di toko terkait untuk mendapatkan produk yang Anda belikan.  

Fitur ini menjadi salah satu bisnis bagi Kakao Talk dengan membagi profit yang didapat antara Kakao Talk dengan toko terkait. Ke depannya Kakao Talk akan mengembangkan fitur-fitur inovatif lainnya yang tentu akan menghasilkan profit bagi Kakao Talk.

Kini Kakao Inc. juga sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan pengembang game sehingga rencananya tidak lama lagi pengguna Kakao Talk dapat bermain game di Kakao Talk.

Tidak mengenal hirarki

Saat ini, Kakao ada di bawah pimpinan Beom Soo Kim sebagai chairman Kakao Inc. yang merupakan mantan CEO NHN Corp. (atau dikenal dengan Naver, mesin pencari unggulan di Korea).

Kakao Talk kini tengah mengerjakan banyak proyek untuk fitur inovatif, model bisnis, strategi, dan tantangan-tantangan lain yang belum pernah dilakukan oleh perusahaan manapun di Korea.

Proyek-proyek tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dikerjakan. Untuk itu Kakao Talk memiliki tim engineer yang yang terdiri dari engineer-engineer terbaik di Korea.

“Visi kami adalah menjadi sistem mobile yang sehat dan berkelanjutan dengan visi strategis untuk menjadi media tangguh yang menjangkau semua pengguna dalam mengantarkan berbagai macam konten,” ujar Yu Jin Sohn, kepala tim global support Kakao Talk.

Yang unik dari Kakao Inc. adalah organisasi perusahaannya yang tidak mengenal hirarki dalam strukturnya. Hal ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Korea pada umumnya yang sangat kental dengan struktur organisasi hirarkial.

Seperti yang sampaikan Yu Jin Sohn saat diwawancara, “Kami percaya hirarki dalam organisasi mempengaruhi bagaimana para anggotanya berkomunikasi antar satu sama lain. Dengan tidak adanya staf yang dibawahi oleh staf lainnya, komunikasi akan berjalan dengan lebih terbuka, kreatif, dan nyaman.”

Mengincar Indonesia

Kakao Talk sendiri merupakan aplikasi yang bisa dijalankan pada platform iOS, Android, Windows Mobile, dan Blackberry. Khusus untuk platform Blackberry, aplikasi Kakao Talk masih dalam bentuk versi beta.

Meskipun pengguna Blackberry sangat minim di Korea, Kakao Inc. tetap mengembangkan Kakao Talk untuk Blackberry sebagai salah satu langkah untuk memperluas pasar Kakao Talk, khususnya ke Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna Blackberry terbanyak di dunia.

“Kami sangat tertarik dengan pasar Indonesia,” ujar Yu Jin Sohn. “Kami juga sedang sangat mempertimbangkan untuk mengembangkan Kakao Talk untuk platform PC,” lanjutnya.

Kini Kakao Talk juga mendukung bahasa Indonesia sebagai keseriusannya dalam memasuki pasar Indonesia. Sayangnya untuk masuk ke negara berkembang seperti Indonesia, Kakao Talk masih tidak  mendukung perangkat genggam dengan platform Symbian dengan alasan kurangnya sumber daya pengembang.

Kita lihat saja nanti, akan sesukses apakah Kakao Talk di Indonesia?


* Tulisan ini merupakan kontribusi dari Rizki "Kika" Amelia dan Abdul Arfan.

Abdul Arfan adalah peneliti di Ajou University Korea, Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 2004 dan Alumni Sunmoon University Korea.

Rizki Amelia alias Kika adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 2008 dan merupakan ICT Exchange Student di Daejeon University Korea.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com