Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kecelakaan Pesawat

Ekor Pesawat Tidak Utuh, Kesulitan Tim Cari Kotak Hitam

Kompas.com - 14/05/2012, 15:59 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Tim Badan SAR Nasional, Marsekal Madya Daryatmo, mengungkapkan, pihaknya masih akan terus melanjutkan pencarian kotak hitam atau black box. Pencarian kotak hitam selama ini terkendala dengan kondisi kepala dan ekor pesawat, tempat kotak hitam berada, hancur berantakan.

"Tim SAR gabungan masih akan dilanjutkan tim pencarian black box. Kemarin, kami berasumsi ekor dalam keadaan utuh tapi ternyata berantakan sehingga sangat menyulitkan kami," ujar Daryatmo, Senin (14/5/2012), di Bandara Halim Perdanakusuma.

Hingga kini, tim SAR gabungan sudah menemukan beberapa komponen pesawat seperti alat komunikasi, emergency location transmitter (ELT) pesawat, dan global positioning system (GPS). Komponen-komponen itu ditemukan sekitar puing ekor pesawat yang kedalamannta mencapai 500 meter dari lokasi kecelakaan.

"Itu semua kami ambil satu per satu berada di semak-semak sehingga ini yang baru bisa kita dapat," tutur Daryatmo.

Dia menegaskan, tim SAR gabungan yang terdiri dari elemen TNI, Polri, pecinta alam, PMI, dan warga sekitar tetap akan bekerja terus mencari kotak hitam yang sangat penting untuk menyelidiki penyebab kecelakaan Sukhoi Superjet 100.

"Saya punya keyakinan asal telaten dan terus menerus cari barang itu Insya Allah akan ketemu," ujarnya.

Adapun, kotak hitam atau black box adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi. Umumnya, merujuk kepada perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder/CVR) dalam pesawat terbang. Fungsi dari kotak hitam sendiri adalah untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan. Kotak hitam menjadi elemen penting bagi penyelidikan investigasi sebuah kecelakaan pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com