Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Malaysia, Produk Indonesia Laku dan Tak Bisa Ditiru

Kompas.com - 15/05/2012, 19:03 WIB

Produk Indonesia yang paling digemari di Malaysia adalah keranjang hantaran pernikahan. "Pengusaha Malaysia bisa mengimpor keranjang hantaran 2-3 container per bulannya," tuturnya.

Produk tekstil juga digemari kaum ibu, terutama kalangan Datin di Malaysia. Para ibu di Malaysia bahkan sengaja mengirim kain ke Tasikmalaya untuk mendapatkan bordiran dan sulaman khas.

Busana muslim model baju kurung atau abaya juga sangat digemari terutama kalangan ibu. "Desainer busana muslim Indonesia juga terkenal dan memiliki pelanggan tetap di Malaysia, seperti Irna Mutiara, Dian Pelangi, butik Rabbani dan Shafira juga ada beberapa di Malaysia. Kaum ibu di Malaysia banyak yang menjadi langganan menjahit baju di Indonesia, karena biaya jahit di Malaysia lebih mahal," jelasnya.

Mengenai busana muslim, Ani menegaskan pentingnya memahami kebutuhan para ibu di Malaysia akan ukuran. Ukuran busana di atas XL lebih diminati. Panjang baju juga penting. Kaum ibu lebih suka menyukai ukuran yang lebih panjang daripada harus menjahit baju yang kependekan. Selain itu, pilihan warna juga harus tepat. Kaum ibu pengguna busana muslim di Malaysia lebih menyukai warna terang, tidak suka warna lembut atau gelap. Mereka juga menyukai busana muslim dengan detil manik dan payet. Kerudung ala Turki juga digemari di Malaysia.

Perhiasan dan mutiara menjadi produk Indonesia lainnya yang populer di Malaysia. Kaum perempuan juga ingin tampil modis dan beda dengan aksesori. Desainer Indonesia menjadi incarannya. Ani menyebutkan, perlengkapan sholat buatan Indonesia, terutama mukena berwarna putih paling digemari di Malaysia.

Suvenir
Orang Malaysia yang berencana menikah, mencari suvenir unik di Indonesia. Termasuk kebutuhan pernikahan seperti undangan. "Pasar Tebet menjadi destinasi masyarakat Malaysia yang mencari kartu undangan pernikahan," ujar Ani. Lagi-lagi, pertimbangan biaya produksi kartu undangan yang cenderung tinggi di Malaysia, membuat mereka lebih memilih datang ke Indonesia untuk memesan kartu undangan dengan desain jauh lebih menarik dan harga lebih kompetitif.

Selain selera masyarakat Malaysia yang sesuai dengan produk Indonesia, pendapatan per kapita per tahun Malaysia juga cenderung tinggi, sekitar 9.136 dollar, dengan pertumbuhan 5,1 persen. "Daya beli masyarakat Malaysia cukup tinggi," tambah Ani.

Masyarakat Malaysia merupakan ceruk pasar yang potensial untuk pebisnis, perajin, pengusaha Indonesia. Tertarik mencari peruntungan darinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com