Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Digital, "Lahan Basah" untuk Operator

Kompas.com - 25/05/2012, 15:47 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Peluncuran fasilitas uang digital oleh Telkomsel, yakni Tap-Izy, merupakan langkah rintisan yang dilakukan perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Bagi mereka, uang digital adalah wilayah baru yang berpotensi besar untuk mendatangkan hasil yang banyak.

Demikian kesimpulan dari perbincangan Kompas dengam Ricaredo Babasa, Head of Digital Money Management Group Telkomsel, seusai peluncuran Tap-Izy di Stasiun Bandung, Kamis (24/5/2012).

Tap-Izy merupakan layanan bagi pelanggan yang memungkinkan mereka untuk bertransaksi hanya dengan mendekatkan ponsel dengan kartu SIM yang memancarkan frekuensi radio ke alat penerima di kasir. Dana yang dibayarkan melalui uang digital itu tidak dipotong dari pulsa, tetapi harus diisi terlebih dahulu.

Menurut Ricaredo, dia sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi di Filipina yang gencar dengan program uang digital, tetapi mekanismenya lebih rumit.

Pengguna menyodorkan kartu ke alat penerima, kemudian ponsel mereka mendapatkan pesan singkat untuk dibalas dengan kode verifikasi, setelah dibalas, barulah transaksi dilakukan.

"Warga di Filipina lebih terbiasa dengan transaksi berbasis SMS, di Indonesia justru selangkah lebih maju," kata Ricaredo.

Dia menyadari bahwa kebiasaan bertransaksi menggunakan ponsel belum tumbuh di masyarakat Indonesia. Untuk itulah, program Tap-Izy dari Telkomsel lebih menyasar pengguna mayoritas, yakni penumpang kereta api.

Promosi program Telkomsel mengikuti jalur kereta api, dimulai dari Yogyakarta, Bandung, dan direncanakan selanjutnya di Jakarta, kemudian Surabaya. Dengan segmen pengguna yang lebar seperti itu, Telkomsel membutuhkan waktu satu tahun untuk menyosialisasikan kebiasaan baru bertransaksi dengan ponsel, tidak harus mengeluarkan dompet.

Pilihan

Disinggung mengenai pilihan teknologi RF-SIM untuk Tap-Izy, Ricaredo beralasan bahwa pilihan tersebut tepat untuk pihaknya selaku operator telekomunikasi. Teknologi RF-SIM bisa disematkan langsung ke kartu SIM tanpa harus menambah alat apa pun di ponsel.

Dengan demikian, seluruh ponsel, mulai yang murah hingga paling canggih bisa mempergunakan layanan RF-SIM karena pemancar radio di dalam SIM langsung mengambil daya dari baterai ponsel.

"Berbeda dengan teknologi near field communication (NFC) yang merupakan alat tersendiri yang disematkan ke ponsel sehingga umumnya dimiliki oleh tipe ponsel yang tergolong high end," kata Ricaredo.

Selain harga perangkat NFC lebih mahal, skema RF-SIM yang tersematkan di kartu SIM dirasa lebih cocok bagi Telkomsel untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan. Pengguna tinggal datang ke Grapari untuk menukar kartu SIM lama mereka dengan yang baru dengan teknologi RF-SIM.

Sebaliknya, bila menggunakan NFC yang tersematkan di ponsel, sulit memastikan pelanggan tetap bertahan dengan produk tersebut.

RF-SIM adalah teknologi yang dikembangkan dari China, memanfaatkan 2,4 Gigahertz, sementara NFC menggunakan frekuensi 13,56 Megahertz. Dengan demikian, sulit tercapai kemungkinan integrasi uang digital antara perusahaan telekomunikasi maupun perbankan yang memanfaatkan teknologi lain.

Ricaredo menuturkan bahwa sudah ada instruksi dari Bank Indonesia untuk menggabungkan pembayaran uang digital, tapi kelihatannya masih harus melalui proses yang panjang.

Keunggulan lain dari RF-SIM adalah daya jangkau yang lebih jauh dibandingkan NFC yang harus didekatkan. Ponsel yang terpasang teknologi RF-SIM bisa terhubung dengan jarak setidaknya 4 meter sehingga cocok bila nantinya dipergunakan untuk pembayaran tol, tinggal diayunkan dari jauh dan transaksi pun berlangsung.

Ditanya mengenai peluang antara pengguna ponsel dengan RF-SIM untuk terhubung dan melakukan transaksi seperti transfer dan sebagainya, Ricaredo menuturkan bahwa hal tersebut masih konsep pengembangan di masa mendatang. (eld)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com