Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pornografi Anak Lewat Internet Menjamur

Kompas.com - 30/05/2012, 08:14 WIB

Biasanya di musim liburan sekolah, Jessica membantu orangtuanya menjual ikan di pasar. Sejak dua tahun lalu, ketika berusia 12 tahun, Jessica dibawa paman dan bibinya ke Cordova, sebuah kota kecil di Pulau Cebu, Filipina. Di sebuah rumah kumuh, ada komputer lengkap dengan hubungan internet dan webcam. Setiap hari, di depan komputer, Jessica melayani pria-pria Amerika setengah baya, semuanya telanjang.

Lewat chat, Jessica diberi perintah. Dia harus membuka baju dan meraba-raba tubuhnya. Kadang-kadang pria-pria setengah baya itu meminta temannya, iparnya, saudaranya juga melakukan hal yang sama. Jessica bisa melihat lewat webcam bagaimana pria-pria setengah baya itu menikmati kepuasan.

Jessica sendiri sama sekali tidak merasakan kepuasan apa pun. Justru sebaliknya. Ia sudah senang kalau boleh kembali ke rumah orangtuanya sehabis "liburan" bersama paman dan bibinya. Jessica diberi "uang jajan" sebesar 5 sampai 10 euro per minggu (sekitar 50 sampai 100.000 rupiah).

Setiap "show", pria-pria asing setengah baya itu membayar 20 sampai 30 euro. Setiap kali Jessica mendapat  2,50 euro. Sisanya untuk ongkos yang harus dibayar oleh si paman dan bibi, termasuk ongkos makan Jessica.

Korban pornografi

Jessica adalah korban ponografi anak-anak lewat internet. Ia harus melayani perintah pria-pria asing yang telanjang nun jauh di seberang benua sana. "Pornografi anak lewat internet merupakan sumber pendapatan yang menjamur di negara-negara berkembang seperti Filipina," demikian liputan harian Belanda de Volkskrant seperti dikutip Radio Nederland, Selasa (29/5/2012).

Show atau chat dengan webcam lewat internet merupakan model baru pornografi anak-anak. Sarana yang diperlukan mudah dan murah. Sebuah komputer dengan jaringan internet sudah cukup. Biasanya di tempat-tempat kumuh di belakang warnet atau sebuah rumah biasa. Ongkos chatting atau show bisa dengan mudah dikirim lewat MoneyGram atau Western Union. Keuntungannya, tidak mudah dilacak pihak berwajib.

Si pelaku paedofil tidak kurang akal. Chatting atau show porno itu juga tidak direkam. Tentu dengan alasan supaya tidak bisa dilacak polisi.

Inisiatif paman dan bibi Jessica dengan cepat menyebar ke seluruh Cordova. "Banyak keluarga dan tetangga yang kecipratan rezeki. Mereka tidak melihat praktik semacam itu sebagai pelecehan seksual karena tidak ada kontak jasmani," keluh Leny Kling dari organisasi bantuan Terres de Hommes.

Pornografi anak lewat internet bukan hanya disebabkan oleh kemiskinan di negara-negara berkembang. Belanda belum lama ini dihebohkan oleh jaringan paedofil internasional yang melibatkan Robert M, seorang pria yang bekerja di sebuah tempat penitipan anak. Dari barang bukti yang disita polisi, seorang wanita Filipina melayani perintah Robert M untuk mencari seorang anak perempuan dan lelaki yang berumur 4 tahun untuk "beraksi" di depan webcam.

Polisi dan kehakiman Filipina sudah berhasil menjerat sejumlah orang yang terlibat "pronografi anak lewat internet". Pengusutan masih terus dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak negara, termasuk Indonesia. Hasilnya masih membutuhkan banyak waktu, demikian liputan harian de Volkskrant.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Game
Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Gadget
Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Gadget
Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com