Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prangko Indonesia Diburu Filatelis Mancanegara

Kompas.com - 13/06/2012, 14:26 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Persatuan Filateli Indonesia R Soeyono mengatakan, jumlah filatelis di Indonesia masih sangat rendah dan semakin surut. Tak mengherankan jika banyak prangko buatan Indonesia yang diboyong habis filatelis dari mancanegara.

"Meski tidak mati, kegiatan filateli di Indonesia semakin surut," kata Soeyono saat ditemui di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Rabu (13/6/2012).

Ia menjelaskan, hal itulah yang menyebabkan prangko-prangko asal Indonesia banyak diburu filatelis dari negara lain. Prangko kuno dari zaman Hindia-Belanda tahun 1864 yang terdapat stempel Ngawi di dalamnya, misalnya. Prangko tersebut tidak dimiliki oleh warga negara Indonesia, tetapi warga negara Singapura. Jika dijual, prangko tersebut dibanedrol dengan harga puluhan miliar rupiah.

"Prangko kuno itu pernah ditawar, tapi baru akan dilepas jika dibeli dengan harga Rp 20 miliar," ujarnya.

Direktur Ritel dan Properti PT Pos Indonesia Setyo Riyanto juga mengungkapkan pernyataan senada. Menurut dia, filatelis dari luar negeri semakin gencar berburu prangko dari Indonesia karena ada ruang yang diciptakan oleh filatelis Indonesia.

Terbukti dari total pencetakan prangko Indonesia setiap tahun yang mencapai 300.000 lembar, 68 persennya selalu dimusnahkan karena telah habis masa edarnya. Tak mengherankan jika Indonesia adalah negara yang paling banyak membakar prangko yang telah habis masa edarnya.

Padahal, kata Setyo, prangko Indonesia sangat menarik walau di dalam negeri tidak mendapat tempat memadai. Salah satunya adalah prangko di atas kulit karya UKM dari Yogyakarta dan prangko yang dicetak di atas kain batik karya seniman dari Garut, Jawa Barat. Prangko tersebut dicetak di Perancis sebanyak 5.000 lembar dan saat ini 90 persennya telah habis terjual.

"Jarang ada negara dengan jumlah penduduk 200 jiwa cuma mencetak 300.000 lembar. Itulah kenapa filatelis mancanegara memperhatikan prangko Indonesia dan memboyongnya ke luar negeri," ungkap Setyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com