Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos RIM: BlackBerry Tidak Sekarat, Hanya Sedang Transisi

Kompas.com - 04/07/2012, 17:03 WIB

KOMPAS.com - CEO Research in Motion (RIM) Thorsten Heins mengklaim bahwa  "tidak ada yang salah" dengan perusahaan yang ditanganinya sejak enam bulan lalu itu.

Meskipun sebenarnya produsen BlackBerry tersebut tengah dibelit sejumlah kesulitan, termasuk harga saham yang turun 95 persen, pemutusan hubungan kerja ribuan karyawan, dan kerugian kuartal terkini sebesar 512 juta  dollar AS,

Hal tersebut disampaikan oleh Heins dalam wawancara dengan CBS Radio, Selasa (3/7/2012)  kemarin. "Saya berbicara tentang keadaan saat ini. Perusahaan saya bukannya tidak peduli pada dunia luar, tetapi juga tidak dalam keadaan sekarat (death spiral)", ujarnya.

Heins mengakui bahwa RIM sedang menghadapi tantangan berat, terutama di pasar Amerika Serikat, tetapi dia juga mengatakan bahwa perusahaannya akan terus maju. "Dari sudut pandang saya, RIM sedang berada dalam masa transisi. Kami tahu apa yang kami lakukan dan akan mengeksekusi program-program kami," ucap Heins.

Pernyataan Heins tersebut mengemuka di tengah-tengah kekhawatiran atas masa depan RIM setelah perusahaan itu mengumumkan penundaan kembali jadwal rilis sistem operasi BlackBerry 10 terbaru miliknya hingga kuartal pertama tahun depan. Jadwal baru tersebut disinyalir bisa menyulitkan upaya RIM untuk melakukan comeback ke pasar smarphone.

Kata-kata Heins yang terkesan menyangkal keadaan mirip dengan yang dilakukan oleh dua CEO pendahulunya, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie, yang tidak menghiraukan masalah-masalah pada perusahaan. Kedua CEO tersebut akhirnya mundur setelah para pemegang saham menuntut perubahan pada RIM.

Minggu, lalu, Heins mengumumkan akan memutus hubungan kerja 5000 karyawan RIM, atau hampir 30 persen dari total 16.500 orang tenaga kerja yang dimiliki perusahaan tersebut.

Bersamaan dengan itu, RIM mempublikasikan laporan kinerja keuangan yang menurun tajam. Kerugian RIM diprediksi akan terus berlanjut hingga tahun depan, seiring dengan semakin berkurangnya pembeli produk BlackBerry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com