JAKARTA, KOMPAS
”Kami gembira melihat kuatnya pertumbuhan pendapatan pada kuartal kedua dan EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi). Namun, dikarenakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, kami mengalami kerugian yang tinggi dalam nilai tukar mata uang yang menyebabkan penurunan laba bersih cukup signifikan dalam kuartal ini,” kata Presiden Direktur dan CEO Indosat Harry Sasongko, di Jakarta, Selasa (31/7).
Laba bersih per saham Indosat turun sekitar 118,2 persen dibandingkan tahun lalu, dari sebesar Rp 133,33 pada semester pertama tahun 2011 menjadi
Indosat mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 3,3 persen terhadap tahun sebelumnya, dengan membukukan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 10,4 triliun dalam semester pertama tahun 2012.
EBITDA tumbuh sebesar 6,9 persen menjadi Rp 4,878 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 4,564 triliun dengan marjin EBITDA sebesar 47 persen.
Beban usaha Indosat naik
Pendapatan seluler, data tetap (MIDI), dan telepon tetap masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82 persen, 13 persen, dan 5 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasi perseroan.
”Matriks utama operasional menunjukkan kami bergerak ke arah yang benar. Semester kedua tahun ini kami akan mencapai pertumbuhan pendapatan lebih baik,” kata Harry.