KOMPAS.com — Dewan Juri Pengadilan San Jose, Amerika Serikat, menilai Samsung melanggar beberapa paten Apple. Sementara itu, di Pengadilan Korea Selatan, kedua perusahaan dinyatakan bersalah. Meski saling berseteru soal paten, hal ini tidak merusak hubungan bisnis di antara keduanya.
Apple masih menjadi pelanggan terbesar Samsung. Begitupun Samsung, yang masih melayani pembuatan komponen penting untuk perangkat mobile Apple. Perusahaan asal Korea Selatan ini dipercaya membuat chip prosesor, chip DRAM, memori NAND, dan layar datar untuk iPhone dan iPad.
Kontrak bisnis di antara keduanya disebut-sebut bernilai miliaran dollar AS.
Perusahaan penyedia jasa keuangan asal AS, Morgan Stanley, memprediksi bahwa bisnis pembuatan komponen Samsung tahun depan bisa menembus 13 miliar dollar AS.
Para ahli dan analis meyakini, bisnis mutualisme Apple dan Samsung tetap terjaga. Keduanya tak ingin ambil risiko dalam hal pembuatan komponen.
"Apple membutuhkan Samsung untuk membuat iPhone dan iPad. Samsung adalah pemasok tunggal chip prosesor Apple. Dan tanpa Samsung, mereka tak bisa membuat produk ini," kata James Song, analis dari Daewoo Securities KDB di Seoul.
Samsung sendiri menepis kekhawatiran pasar yang menduga perang paten dengan Apple akan mempengaruhi bisnis komponen.
"Kontrak bisnis tetap menjadi isu terpisah dengan litigasi yang sedang berlangsung, dan tidak ada perubahan untuk itu," ujar salah seorang eksekutif Samsung kepada Reuters.
Di AS, sembilan anggota dewan juri menilai Samsung melanggar 6 dari 7 paten Apple, dan diharuskan membayar denda 1.051 miliar dollar AS (sekitar Rp 9 triliun).
Dewan juri tidak membenarkan tudingan Samsung yang menyebut Apple telah melanggar teknologi nirkabel 3G milik Samsung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.