Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2012, 11:25 WIB

"Orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat haram untuk diganggu dan itu kata Rasulullah dan hadis yang diakui oleh golongan manapun dan ulama manapun," katanya menegaskan.

Ia mengimbau kaum Syiah tetap mengulurkan tangan persaudaraan, dan perdamaian kepada mereka. "Kita tidak ingin membuka peperangan dengan mereka karena mereka adalah saudara-saudara kita," katanya.

Mereka, kata Umar, salah paham tentang pengikut Ahlulbait (Syiah). Padahal, Syiah adalah Muslim yang percaya kepada 114 surat yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan surat An-Nas.

Jika ada anggapan bahwa Syiah memiliki Quran sendiri itu jelas salah. "Kita juga tahlilan, mauludan, kita juga melakukan haul," katanya.

Ustad Tajul (pimpinan Islam Syiah Sampang), kata dia, juga tidak pernah mengajari hal yang menyesatkan. "Apakah selama ini saudara-saudara diajarkan Al Quran lain oleh Ustad Tajul?" tanyanya. "Tidak," jawab jamaah shalat itu dengan kompak.

Ia menilai, ada oknum ketiga di balik kasus tragedi Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur itu. Sehingga, karena informasi pihak ketiga maka Syiah dipersepsi berbeda dan dianggap sebagai ajaran  sesat.

Sebaiknya jika ada kesan bahwa Syiah menyimpang, maka sebaiknya diklarifikasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan. "Fatabayyanu," katanya, mengutip Allah di dalam Al Quran.

Alangkah lebih baiknya, jika ada informasi yang tidak benar diklarifikasi lebih dahulu secara langsung kepala pihak-pihak yang bersangkutan secara langsung, bukan kepada pihak ketiga.

Ia yakin, akibat adanya informasi dan klarifikasi yang tidak benar dari pihak ketiga--bukan melakukan klarifikasi langsung kepada pihak yang berkompeten--masyarakat yang tidak tahu apa-apa akhirnya menjadi korban.

"Saya ingin menyampaikan pesan kepada mereka, melalui khutbah ini bahwa semua tudingan bahwa Syiah memiliki Al Quran lain, sama sekali tidak benar," katanya.

Ketua Dewan Syuro Abi ini menjelaskan, Syiah yakin pada Rukun Islam, Rukun Iman, Qodha dan Qodhor, puasa dan berbagai jenis ibadah lainnya seperti yang dipercaya semua umat dan kelompok Islam lain di dunia ini. "Bahwa ada perbedaan kecil, itu memang. Dan itu saya kira juga ada pada semua golongan Islam," katanya.

Di akhir khutbahnya, ia berpesan agar warga Syiah korban kekerasan kelompok anti-Syiah agar tetap bersabar dalam menghadapi penindasan dengan senantiasa mendoakan agar para penyerang itu diberi kesadaran.

Sebab, menurut Umar, mereka tetap orang-orang Islam dan setiap saat sesama orang Islam diharuskan untuk selalu saling mendoakan.

Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, merupakan yang kedua kali dalam dua tahun terakhir ini.

Aksi serupa juga terjadi pada 29-30 Desember 2011. Ketika itu rumah pimpinan Islam Syiah, mushalla dan madrasah kelompok Islam minoritas ini diserang oleh  massa anti-Syiah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com