TEHERAN, KOMPAS.com - Iran mulai Sabtu (22/9/2012) menerapkan peraturan baru berisi larangan bagi mahasiswi mengambil hampir 80 mata kuliah, antara lain fisika nuklir, teknik komputer dan kesusateraan Inggris.
Larangan mahasiswi menempuh hampir 80 mata kuliah itu diberlakukan di lebih dari 30 universitas di Iran bertepatan dengan permulaam tahun ajaran baru, Sabtu, 22 September.
Pemerintah sejauh ini belum memberikan alasan resmi pembatasan mata kuliah bagi mahasiswi.
Namun menurut pengacara hak asasi Iran yang pernah meraih Nobel Perdamaian, Shirin Ebadi, langkah itu ditempuh sebagai kebijakan untuk mengesampingkan kaum perempuan di bidang pendidikan.
"Pemerintah Iran menggunakan segala macam inisiatif... untuk membatasi perempuan di bidang pendidikan, untuk mencegah mereka aktif dalam masyarakat, dan untuk mengembalikan mereka ke rumah," Shirin Ebadi.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh seorang mahasiswi Iran, Sarah, yang saat ini menempuh studi S2 di Inggris.
"Saya pikir perempuan memegang peran besar di dalam masyarakat selama beberapa tahun terakhir dan dalam protes serta gerakan-gerakan lain. Yang saya maksud adalah perempuan turut serta di sana dan tampil menonjol. Mereka tidak takut, mereka mempunyai pengetahuan, bisa membuat analisa dan mengambil keputusan sendiri," tutur Sarah yang menekuni bidang fisika untuk jenjang strata 1 di Iran itu.
Perempuan memainkan peran penting dalam gelombang protes menyusul pemilihan presiden tiga tahun lalu.
Wartawan BBC Fariba Sahraei melaporkan bahwa Iran merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang mengizinkan perempuan mengecam pendidikan di tingkat perguruan tinggi.
Sejak Revolusi Islam tahun 1979 Iran berusaha mendorong lebih banyak perempuan masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Jurang antara pria dan perempuan di jenjang pendidikan tinggi tahap demi tahap berkurang.
"Namun banyak pihak di Iran khawatir pembatasan baru ini bisa mengancam pencapaian selama ini," jelas Fariba Sahraei.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.