Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung "Hantu" Cara Alami Basmi Hama Tikus

Kompas.com - 24/09/2012, 18:31 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Berbagai cara dilakukan petani untuk mengusir hama tikus yang menyerang tanaman pertanian mereka, salah satunya dengan gropyokan tikus. Tidak demikian halnya yang dilakukan petani di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur Demak, mereka membasmi tikus dengan burung hantu.

Petani melepas sebanyak 400 ekor hewan jenis Tyto Alba tersebut ke lahan garapan mereka pada waktu malam. Hasilnya, burung hantu ini mampu menekan serangan hama tikus yang selama ini mengganggu areal tanaman mereka.

Kepala Desa Tlogoweru Soetedjo mengatakan, budidaya burung hantu itu sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Hal itu berawal dari rasa jengkel petani yang mengalami gagal panen akibat serangan hama tikus. Hampir setiap tahun 60 hingga 100 persen areal tanaman jagung rusak diserang hama tikus. Prihatin dengan kondisi tersebut, para petani di daerahnya kemudian mencari cara untuk mengatasi serangan hama pengeret itu.

Para petani lalu browsing internet tentang budidaya burung hantu, kemudian sepakat untuk beternak hewan nokturnal tersebut bersama-sama. Burung hantu budidaya petani dilepas dari tempat penangkaran setelah siap untuk berburu tikus. Biasanya, burung berwajah seram ini tidah hanya mencari mangsa sekitar Desa Tlogoweru, tapi juga telah menyebar ke desa-desa tetangga, sehingga pemilik sawah merasa terbantu dengan berkurangnya hama tikus yang mengganggu tanaman mereka.

"Burung hantu merupakan predator yang handal, dalam sehari mampu memangsa 6 - 8 ekor tikus," terang Soetedjo, Senin (24/9/2012).

Tyto alba adalah salah satu habitat yang suka tinggal di gua-gua. Agar kawanan pemburu tikus itu dapat menyesuikan diri terhadap lingkungannya, maka petani membuatkan "rubuha" rumah burung hantu, berbentuk miniatur rumah diberi dua lubang . Jumlah "rubuha" yang mencapai 700 buah dan tersebar di areal pesawahan dan pohon, menjadi tempat singgah yang nyaman dan tempat perkembanbiakan burung hantu. Sekaligus juga menjadi tempat untuk mengintai mangsanya.

"Setelah adanya burung hantu ini, mampu menekan populasi tikus. Areal yang terkena serangan hama tikus hanya 1 - 2 persen saja," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo usai meninjau penangkaran budidaya burung hantu di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, merespon baik ide petani setempat yang dinilai sangat cerdas dalam memerangi hama tikus. Gagasan itu akan dikembangkan di seluruh kabupaten/kota agar mengembangkan budidaya burung hantu sebagai upaya mengatasi serangan hama tikus secara alami.

Bibit mengimbau Dinas Pertanian menindaklanjuti budidaya burung hantu di wilayahnya. Sebab hasil penangkaran burung hantu tersebut sudah nyata, terlihat dari luas lahan pertanian yang aman dari serangan hama tikus sejak burung hantu digunakan sebagai sarana pembasmi hama alami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com