Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intel: Layar Sentuh Jadi Penangkal "Kiamat PC"

Kompas.com - 17/10/2012, 16:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa kalangan, termasuk pendiri Apple Steve Jobs, menyebut bahwa era komputer pribadi (PC) akan berakhir alias "Kiamat PC" (atau biasa disebut "Post-PC era"). Mereka memprediksi tren teknologi bakal bergeser ke perangkat mobile. Namun, Intel selaku produsen prosesor mengatakan sebaliknya.

Menurut Intel, era PC tetap bertahan meski perangkat mobile mengalami pertumbuhan pesat. Salah satu strategi yang dilakukan Intel, adalah dengan mendukung perangkat komputer yang menggunakan teknologi layar sentuh, untuk jenis clamshell (komputer jinjing lipat) dan convertible (komputer yang memadukan fungsi Ultrabook dan tablet).

"Layar sentuh di komputer akan mempertahankan era PC," tegas Country Manager Intel Indonesia Santhosh Viswanathan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/10/2012.

Ditambah lagi dengan kehadiran sistem operasi Windows 8 dari Microsoft, yang dirilis pada 26 Oktober mendatang. "Windows 8 merupakan peluang besar bagi kami," tambahnya.

Optimisme ini didasarkan pada riset internal Intel tahun 2012, yang mencatat ada 44% responden yang mau menggunakan Windows 8 di komputer convertible. Selanjutnya, 31% responden ingin pakai Windows 8 di ultrabook clamshell dengan layar sentuh, 22% di tablet, dan 3% di Ultrabook tanpa layar sentuh.

Intel juga optimis prosesor Core i generasi keempat (Haswell), yang bakal dirilis 2013, bisa membantu meningkatkan pasar PC. Prosesor Haswell menggunakan fabrikasi 22 nano meter (nm) dan irit listrik, hanya mengkonsumsi daya 10 watt.

Tanda-tanda penurunan pasar PC terlihat dari data IDC di Indonesia. Pada kuartal 2 tahun 2012, pasar PC turun 6,3% dibandingkan kuartal 1 tahun 2012. Jika dibandingkan pada kuartal yang sama tahun 2011, pasar PC juga anjlok 3,6% atau 1,3 juta unit.

Menurut IDC, penurunan pasar PC ini disebabkan oleh semakin rendahnya permintaan komputer di segmen komersial, yang merosot 22% secara berurutan. Sementara perusahaan swasta, memilih untuk menunggu hingga nilai tukar rupiah membaik sebelum mereka membeli komputer baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com