Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2012, 20:43 WIB

KOMPAS.com - Produk batik siap pakai, cap, dan tulis, kini semakin berkembang. Baik dari segi jenis produknya, seperti apparel, aksesori, hingga produk rumah tangga, maupun desain produknya yang semakin modern. Kombinasi warna terutama pada busana batik yang berjiwa muda juga semakin banyak ditemui dan digemari. Tidak heran, permintaan terhadap produk batik pun semakin bertumbuh, di dalam dan luar negeri.

Untuk memenuhi permintaan global terhadap batik dan kain nusantara yang telah diproduksi menjadi produk siap pakai, situs belanja online produk batik menjadi salah satu solusinya. Situs e-commerce, Berbatik.com, yang didirikan Heri Fikrio, Jessy Agita, dan Hendy Irawan, melihat peluang ini.

Situs ini memberikan pengalaman belanja online yang tak biasa. Semua produk yang ditawarkan merupakan produk batik cap dan tulis, bukan tekstil print motif batik. Mulai busana batik, tas, sepatu, aksesori, perlengkapan rumah tangga, dan produk apa pun yang menggunakan batik cap dan tulis, juga kain nusantara lainnya.

Heri mengatakan, situs belanja batik online ini beroperasi sejak September 2012.

"Idenya sejak 2008 ketika saya melihat produk batik Indonesia ada di department store di London. Harganya cukup tinggi. Lalu kami bertiga mengembangkan konsep belanja batik secara online sejak awal 2012. Batik telah menjadi demand global, dan kami berpikir situs e-commerce khusus batik ini bisa mempertemukan seller dan buyer," jelas Heri saat temu media di De Luca Plaza Senayan Jakarta, Selasa (23/10/2012).

Menurut Heri, situs belanja online khusus batik ini tak hanya memberikan pengalaman belanja yang berbeda, namun juga dapat menjadi cara untuk meningkatkan apresiasi terhadap batik dan kain nusantara. Dengan begitu, akan semakin banyak lagi orang mengenakan busana batik. Situs belanja online khusus batik ini juga bisa menjadi sumber referensi masyarakat mengenai produk batik berkualitas.

"Pembeli sulit mendapatkan produk berkualitas dan pengetahuannya terbatas. Situs belanja online batik ini bisa memenuhi kebutuhan tersebut," jelasnya.

Satu bulan berjalan, situs belanja online batik ini merangkul 10 seller yang seluruhnya perempuan. Produk batik yang tersedia pada bulan pertama juga masih didominasi busana batik perempuan. Menurut Jessy, tak ada kriteria khusus bagi seller produk batik yang ingin bergabung di situs e-commerce ini.

"New comer seller boleh. Harga juga tidak ada kebijakan, meski saat ini harga termurahnya Rp 200.000. Kalau ada produk batik cap atau tulis yang bernilai di bawah itu juga bisa asal berkualitas. Kita tidak bisa mematok harga," jelasnya kepada Kompas Female.

Berbatik.com menargetkan pengembangan situs dalam tiga bulan ke depan. Baik penambahan jumlah seller, juga sistem pembayaran. Saat ini pembayaran masih mengandalkan transfer perbankan, mobile, dan internet banking.

"Dua tiga bulan ke depan bisa pakai kartu kredit," jelas Heri.

Heri menambahkan, situs yang menyasar pelaku industri kreatif batik dan kain nusantara ini juga ingin menjaring lebih banyak mitra. Jika saat ini seller masih didominasi desainer batik dan kain nusantara yang berpengalaman berjualan online, di masa mendatang Heri menargetkan untuk menjaring perajin daerah.

"Ke depan bisa bekerja sama dengan organisasi terkait perajin atau UKM, mungkin setelah tahun pertama," tuturnya. Untuk mengedukasi pengunjung situs belanja online mengenai batik dan kain nusantara, nantinya juga dikembangkan informasi lebih detail mengenai motif batik yang digunakan pada setiap produk.

Situs belanja online batik ini tak hanya memudahkan pembeli untuk mencari berbagai produk batik yang dicarinya, tetapi juga memberi manfaat bagi penjualnya.

"Seller bisa lebih hemat ongkos teknologi, ongkos marketing, dan bisa meningkatkan brand awareness terhadap produknya," jelas Heri.

Yanti Moeljono, salah satu vendor sekaligus desainer dan pendiri Batik Tanpa Nama, mengaku terbantu berbisnis batik menggunakan situs e-commerce. "Saya bisa fokus pada desain dan produksi, demi meningkatkan kualitas produk, karena urusan pembayaran, pengiriman, sudah dilakukan pihak pengelola e-commerce," jelas Yanti kepada Kompas Female.

Menurutnya, berbinis batik melalui situs e-commerce lebih memudahkan. Biayanya pun tak berbeda dibandingkan berbisnis online mandiri menggunakan Facebook. "Management fee-nya kalau dihitung sama saja dengan kalau mengelola bisnis online sendiri dengan Facebook. Justru kalau pakai Facebook, kita harus berurusan dengan pelanggan, mengurus pengiriman dan pembayaran, yang memakan waktu juga biaya," tuturnya.

Mengenai pengiriman, Jessy mengatakan pihaknya bekerjasama dengan jasa kurir. Produk yang dipesan akan diproses dalam dua hari kerja, setelah terjadi transaksi pembayaran dari pembeli. Bagi Anda yang ingin belanja praktis produk batik berkualitas, situs ini boleh jadi satu-satunya pilihan di Indonesia yang khusus menyediakan aneka produk batik. Sementara bagi Anda yang sedang menyusun strategi berbisnis online yang lebih efektif, bergabung dengan situs e-commerce bisa menjadi pertimbangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com