Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
GAZA

Hamas Tingkatkan Serangan ke Israel

Kompas.com - 13/11/2012, 02:19 WIB

Jerusalem, Senin - Militan Jalur Gaza, Senin (12/11), terus meningkatkan serangan roket ke Israel meski negara Yahudi itu memperingatkan Hamas harus ”membayar mahal” atas setiap serangannya. Ketegangan meningkat sejak Sabtu pascakematian enam warga Gaza.

Militan menembakkan sembilan roket ke Israel selatan, Senin pagi. Polisi Israel mengatakan, salah satu roket meledak di halaman sebuah rumah. Menurut pejabat militer, lebih dari 110 roket mendarat di Israel sejak Sabtu, hari pertama pecahnya insiden terbaru sejak 2009.

Pada Sabtu, serangan udara Israel menewaskan enam warga Gaza, yakni empat warga sipil dan dua militan Hamas. Aksi militer itu untuk membalas serangan militan yang menyasar sebuah jip di timur Gaza sehingga melukai empat tentara Israel, dua di antaranya kritis.

Juru bicara polisi Israel, Micky Rosenfeld, menuturkan, sembilan roket mendarat setelah pukul 07.00. ”Tujuh ditembakkan ke padang pasir Negev. Dua lain ke pantai Ashkelon,” kata Rosenfeld sambil menambahkan, salah satu roket mendarat di halaman satu rumah di Netivot.

”Ini situasi yang sangat parah, roket mendarat di kota-kota dan desa-desa kami hampir setiap hari. Tentu saja tidak ada negara demokrasi yang dapat menoleransi hal seperti itu,” kata Menteri Keuangan Israel Yuval Steinitz, orang kepercayaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Petugas medis mengatakan, 26 orang dirawat karena terguncang akibat ledakan. Serangan roket terbaru ke Israel, Senin pagi, merobek ketenangan Minggu malam saat Kairo berusaha mengakhiri kekerasan terbaru yang meletus sejak Sabtu (10/11). Sebab, menurut militer, pada Minggu malam sebenarnya sudah tak ada serangan roket militan.

Suasana tenang Minggu malam itu terjadi setelah Kairo berusaha menggalang gencatan senjata. Pejabat Palestina membenarkan inisiatif gencatan senjata itu. Dua kelompok utama di Gaza, Hamas dan Jihad Islam, menyatakan kesiapan mereka sambil ”mengharapkan komitmen serupa dari Israel”.

Militer Israel dilaporkan melakukan serangkaian serangan udara, menargetkan ”satu terowongan teror dan fasilitas senjata” di utara Gaza serta lokasi peluncuran roket di selatan. Tak ada laporan korban dalam dua serangan Israel itu.

Pembicaraan gencatan senjata muncul saat Israel memperingatkan Hamas di Gaza bahwa Israel akan menyerang kembali dengan ”intensitas yang terus meningkat” jika serangan roket militan berlanjut. Hamas bertanggung jawab atas serangan roket dan semua upaya lain untuk merusak tentara dan warga sipil, bahkan kelompok lain yang berpartisipasi.

”Hamas harus membayar dengan harga mahal. Kami akan menyerang dengan intensitas terus meningkat,” kata Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak.

”Selama dua hari ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF), atas instruksi saya, telah mengevaluasi berbagai pilihan untuk merespons lebih keras lagi melawan Hamas dan organisasi-organisasi teror lain di Gaza,” ujar Barak.

Kekerasan terbaru di Gaza ini adalah insiden terburuk sejak awal 2009. Pada Desember 2008, enam minggu sebelum pemilu, Israel melancarkan operasi besar di Gaza melawan serangan roket militan. Perang 22 hari itu menewaskan 1.400 warga Palestina— separuh dari mereka adalah warga sipil—dan 13 orang Israel.

Dubes Amerika Serikat di Israel Dan Shapiro mengatakan, AS prihatin terhadap penduduk Israel selatan yang terus dibombardir rudal oleh organisasi teroris Gaza. ”AS mendukung hak Israel mempertahankan diri dan warga negaranya dari semua serangan,” katanya. (AFP/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com