Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Game, Bisakah Museum "Berubah"?

Kompas.com - 28/11/2012, 15:15 WIB

Prayudi Setiadharma/Public Domain via Wikipedia Museum Geologi di Bandung

 

KOMPAS.com - Museum sebenarnya memiliki potensi bukan hanya sebagai sumber informasi mengenai sejarah, namun juga sebagai tempat pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak museum, baik di mancanegara dan beberapa di Tanah Air.

Namun demikian, bagi sebagian masyarakat citra museum masih identik dengan bangunan berdebu dan suram. Meski menyadari pentingnya museum, banyak yang menganggap museum sesuatu yang membosankan.

Salah satu yang bisa dimanfaatkan untuk mengubah museum adalah konsep-konsep dari sebuah game. Hal itu yang menjadi salah satu topik pembahasan di event Gamechanics Course yang digelar di Institut Teknologi Bandung, Selasa (27/11/2012).


Fun Digital Museum

Penerapan konsep game dan multimedia kepada museum dilakukan dalam rancangan tesis dari salah satu kelompok mahasiswa Program Magister Teknik Elektro, Teknologi Media Digital & Game (TMDG) di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB.

Dalam konsep itu, mereka berusaha mengubah salah satu sayap di Museum Geologi, Bandung. Perubahan itu dilakukan dengan menambahkan beberapa elemen pada susunan yang sudah ada.

Misalnya, dikembangkan sebuah kartu anggota dengan teknologi RFID. Ini memungkinkan pengunjung check in ke museum sambil posting ke jejaring sosial.

Hal lainnya, ada konsep sliding windows pada benda yang dipamerkan. Misalnya pada replika dinosaurus yang jadi primadona utama museum itu.

Konsep ini akan menambahkan sebuah layar transparan di antara pengunjung dan tulang dinosaurus itu. Layar ini akan bergeser sesuai gerakan pengunjung, di layar ditampilkan informasi dan grafis penting terkait.

Kemudian, di bagian lainnya, mereka merancang permainan interaktif digital yang mengajak pengunjung untuk menjadi manusia purba ataupun menyelamatkan dinosaurus. Interaksinya seperti menggunakan Kinect di Xbox 360.

Dalam Gamechanics Course yang digelar di ITB, apa yang dikemukakan di atas memang baru sebatas konsep dan prototipe sederhana. Namun tim tersebut merencanakan konsepnya bisa diterapkan dalam waktu satu tahun ke depan.

Wicak Hidayat/Kompas.com Seorang mahasiswa Program Magister Teknologi Media Digital & Game (TMDG) memaparkan konsep Fun Digital Museum dalam event Gamechanics Course di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), ITB, Bandung, Selasa (27/11/2012).

Mystery of Batavia

Di acara tersebut, turut berbagi adalah Game Designer Bullitt Sesariza dari Logika Interaktif. Pria yang pernah terlibat di pengembangan beberapa judul game Need for Speed (Electronic Arts) ini menyampaikan beberapa masukannya soal konsep yang ditampilkan.

Selain itu, Bullitt juga sempat menunjukkan apa yang pernah dilakukannya dalam kolaborasi bertajuk Mystery of Batavia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com