Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INDUSTRI KREATIF

Mencontoh Gangnam Style

Kompas.com - 29/11/2012, 07:37 WIB

KOMPAS.com - Gerakan tari ”Gangnam Style” dari Korea Selatan mewabah seantero jagat. Video ”Gangnam Style” di YouTube diklik lebih dari 805 juta kali. Prestasi itu tak terjadi begitu saja. Ini buah jerih payah pelaku industri kreatif di Korsel.

Lagu dan tarian yang dipopulerkan rapper PSY itu telah mendongkrak pemasukan bagi pelaku industri kreatif di sana. Korea Selatan (Korsel) dikenal sukses menggarap industri kreatif. Karena itu, Indonesia menjadikan Korsel sebagai salah satu kiblat industri kreatif selain Jepang dan Inggris.

Di tengah pelambatan ekonomi dunia, industri kreatif memang menjadi pilihan. Pasalnya, sektor itu lebih tahan krisis karena lebih banyak mengandalkan kreativitas. Di Indonesia, peran industri kreatif juga semakin besar.

Sektor ekonomi kreatif merupakan sektor keempat terbesar dari 10 sektor ekonomi nasional dalam hal penyerapan tenaga kerja setelah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, hotel dan restoran, serta jasa. Subsektor yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah subsektor fashion, kuliner, dan kerajinan dengan pertumbuhan tertinggi di subsektor kerajinan sebesar 1,42 persen.

Di Indonesia, sumbangan industri kreatif pada produk domestik bruto sebesar 7 persen. Di Inggris, pertumbuhan industri kreatif mencapai 9 persen per tahun. Ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi, yakni 2-3 persen per tahun.

Bagi kinerja ekspor, sumbangan industri kreatif mencapai 9,25 persen. Ekonomi kreatif global diperkirakan tumbuh 5 persen per tahun. Tahun 2000, nilainya masih 2,2 triliun dollar AS. Tahun 2020, diproyeksikan naik menjadi 6,1 triliun dollar AS. Untuk perdagangan produk kreatif, tahun 2002 tercatat 267 miliar dollar AS. Sementara saat ini nilainya naik menjadi 500 miliar dollar AS.

Data itu rasanya patut dipertimbangkan untuk mengembangkan industri kreatif lebih jauh. Beragam upaya harus terus didorong, seperti penyelenggaraan Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI). Penyelenggaraan PPKI diharapkan mampu jadi media memecah kendala-kendala industri kreatif.

Dua kendala terbesar adalah kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta minimnya akses pembiayaan perbankan. Persoalan SDM menjadi serius karena aset utama industri kreatif adalah ide yang lahir dari orang-orang kreatif.

Untuk kendala pembiayaan, selama ini industri kreatif belum diakui sebagai aktivitas ekonomi produktif oleh bank. Akibatnya, pengelola industri kreatif sulit menembus kredit bank sehingga pengembangan usahanya tersendat. Pemerintah diminta mengubah desain perbankan tersebut. Tanpa perubahan konkret, target pertumbuhan industri kreatif sebesar 15 persen rasanya sulit tercapai. (ENY PRIHTIYANI)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com