Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus IM2, Qtel Dikhawatirkan Hengkang dari Indosat

Kompas.com - 11/12/2012, 14:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus hukum yang menimpa PT Indosat Mega Media (IM2) dikhawatirkan bisa mengganggu iklim investasi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Tifatul Sembiring, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) di Jakarta, Selasa (11/12/2012).

"Saya rasa (kasus IM2) perlu jadi perhatian kami semua, karena ini masalah investasi," kata Tifatul di acara 'Seminar Nasional Broadband Ekonomi' di Hotel Borobudur, Jakarta.

Mengenai kasus hukum terhadap IM2 itu, Tifatul mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal).

Perlu diketahui, IM2 merupakan anak usaha dari PT Indosat Tbk, perusahaan yang kepemilikan sahamnya dipegang oleh Qatar Telecom (Qtel). "Qatar itu bukan pemain kecil, tetapi pemain global dan sudah mau investasi besar disini," ujar Tifatul khawatir Qtel hengkang dari Indonesia.

Tifatul bilang, bahwa pemerintah Qatar sudah mengirimkan surat ke Presiden SBY terkait kasus IM2 tersebut. Namun, dirinya mengaku tidak tahu mengenai isi surat tersebut.

Menurut Tifatul, kasus IM2 ini adalah antara bisnis dengan bisnis (B to B). "Tetapi kalau mereka keluhkan regulasi itu wajar saja, karena mereka ingin aman investasinya," kata Tifatul.

Kejaksaan Agung ngotot melanjutkan perkara tuduhan kerugian negara dalam kerjasama penyelenggaraan internet Jaringan 3G di frekuensi 2.1 GHz antara PT Indosat Tbk dan anak usahanya PT IM2.

Kejaksaan menilai, penggunaan kanal 3G oleh IM2 yang bekerjasama dengan Indosat itu telah melanggar Undang-undang dan berpotensi merugikan negara. Dalam kasus ini, Kejaksaan menetapkan mantan Dirut Indosat, Johnny Swandi Sjam dan mantan Direktur Utama IM2, Indar Atmanto sebagai tersangka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com