Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyik di WhatsApp, SMS pun Dilupakan

Kompas.com - 03/01/2013, 19:40 WIB
BBC Indonesia Ilustrasi sms

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna dan trafik pesan WhatsApp semakin meningkat tajam. Ini bukan kabar baik untuk perusahaan operator seluler. Aplikasi pesan instan macam WhatsApp mengakibatkan trafik SMS menurun dan tentu saja merugikan operator.

Saat ini WhatsApp memiliki 100 juta pengguna aktif harian. Sehari sebelum tahun 2012 berakhir, tepatnya 31 Desember 2012, trafik WhatsApp mencapai 18 miliar pesan.

Tim pengembang aplikasi WhatsApp mengatakan, jumlah tersebut adalah rekor baru yang mengalahkan rekor pada Agustus 2012 di mana trafik mereka masih 10 miliar pesan.

Dalam laporan Trafik Tahun Baru 2013 dari operator seluler XL Axiata, terlihat trafik SMS mengalami penurunan saat momentum tahun baru. Pada 31 Desember 2012, trafik SMS XL berjumlah 470 juta SMS atau turun 19 persen dari hari biasa yang mencapai 580 juta SMS. Begitu juga pada tanggal 1 Januari 2013 yang hanya 395 juta SMS atau turun 31,9 persen.

Di tengah penurunan SMS itu, trafik layanan data (internet) justru meningkat. Trafik data menjadi 86TB (terabyte) pada 31 Desember 2012 atau naik 1,18 persen dibanding hari biasa yang mencapai 85TB. Kenaikan trafik data yang lebih besar terjadi pada 1 Januari 2013 menjadi 96TB atau naik 12,9 persen.

Dalam sebuah diskusi telekomunikasi pertengahan Desember lalu, Direktur Utama Telkomsel Alex Janagkih Sinaga mengakui, trafik jumlah SMS memang terus naik, tapi dari sisi pertumbuhan justru menurun. Semua operator seluler sepakat penggunaan data terus meningkat, termasuk untuk mengirim dan menerima pesan instan aplikasi pihak ketiga.

Perusahaan riset teknologi Ovum, memprediksi bisnis SMS operator seluler global merugi 23 miliar dollar AS karena pengguna ponsel pintar beralih ke aplikasi seperti WhatsApp untuk mengirim dan menerima pesan. Riset tersebut juga meramal kerugian yang lebih besar, yakni mencapai 54 miliar dollar AS, pada 2016.

"Pesan sosial menjadi lebih luas dan para operator berada di bawah tekanan untuk mendorong pendapatan komponen pesan dari bisnis komunikasi mereka," ujar Neha Dharia, analis konsumen telekomunikasi Ovum, dalam sebuah riset pada Oktober 2012.

Beberapa pemain aplikasi pesan instan lain seperti Line dan KakaoTalk, bahkan menyediakan fitur panggilan telepon menggunakan jaringan internet 3G. Langkah ini semakin merugikan operator dalam bisnis layanan voice (panggilan telepon).

Layanan data meningkat

Salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton mengatakan, pesan instan bukanlah ancaman bagi operator seluler.

"Saya melihat dari perspektif bahwa kami memfasilitasi gerakan luas untuk perencanaan data dan entitas yang menyediakan rencana tersebut. Sehingga operator seluler memperoleh manfaat yang cukup substansial. Ini semua tentang data," kata Acton seperti dikutip dari blog teknologi TheNextWeb.

Beberapa bulan lalu WhatsApp telah melakukan langkah promosi untuk meningkatkan jumlah pengguna. Mereka menandatangani kesepekatan roaming dengan operator Three asal Hong Kong. Keduanya menawarkan penggunaan data unlimited aplikasi WhatApp di dalam negeri dan di 78 negara lain dengan harga murah. Operator seluler Indosat, juga bekerja sama dengan WhatsApp dalam layanan data kartu prabayar Mentari.

Sejauh ini, operator seluler di Indonesia belum menunjukan sikap tegas terhadap para pemain Over the Top (OTT), seperti Google, Yahoo, iTunes, Facebook. Twitter, Skype, YouTube, WhatsApp, Line, dan sebagainya. Mereka semua adalah pemain OTT yang menggunakan jaringan internet operator untuk mengakses layanan.

Operator di Indonesia sendiri cenderung ingin bekerja sama dengan pemain OTT. "Tanpa OTT, trafik data mobile broadband tak akan setinggi sekarang. Kami pilih kolaborasi dengan OTT untuk meningkatkan pendapatan dari layanan data," ujar Director Sales and Distribution Axis Telekom Syakieb Sungkar beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com