Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
MODA TRANSPORTASI

Merancang MRT Khas Jakarta

Kompas.com - 09/01/2013, 03:12 WIB

YUNI IKAWATI

Mobilitas penduduk yang tinggi di Jakarta mengharuskan penerapan sistem transit cepat berskala massal atau mass rapid transit. Pembangunannya bukan hanya mengacu pada aspek tata ruang, kondisi lingkungan, dan pendanaan, melainkan juga kelayakan teknologi.

Jakarta dengan kota satelitnya, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang dihuni sekitar 28 juta orang, merupakan kota metropolitan terbesar keenam di dunia. Kota Jakarta dengan luas lebih dari 661 kilometer persegi berpenduduk sekitar 10 juta orang. Pada siang hari, jumlah orang yang beraktivitas di Ibu Kota meningkat jadi 12 juta orang.

Meski memiliki tingkat kepadatan dan mobilitas tinggi, hingga kini DKI Jakarta belum memiliki sistem transportasi mass rapid transit (MRT). Padahal, pengkajian dan perancangan MRT dilakukan sejak 1982. Moda transportasi ini diproyeksikan telah beroperasi pada 1997, demikian paparan pakar transportasi Prasetyo Hatmodjo yang pernah terlibat dalam studi kelayakan MRT sejak 1987.

Studi kelayakan kedua dilaksanakan 2004, sejalan dengan pengaktifan kembali PT MRT Jakarta. ”Jika tidak terjadi krisis ekonomi pada 2008, MRT sudah beroperasi tahun 2013,” kata Erlan Hidayat, Corporate Secretary PT MRT Jakarta.

”Pengoperasian MRT tahun ini sesungguhnya penting untuk mencegah ’kiamat transportasi’,” kata Heru Nugroho, Kepala Divisi Sipil dan Struktur PT MRT Jakarta. Target ini mengacu pada Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP) tahun 2004. ”Studi itu menyimpulkan, tahun 2014 Jakarta akan macet total jika tidak ada penambahan ruas jalan dan tak ada perbaikan angkutan massal,” katanya.

Setelah sempat terhenti tahun 2009 hingga 2011, dibuat Desain Standar Teknis MRT. Standar ini meliputi rel, bagian konstruksi sistem jalan layang, dan jalan bawah tanah. Standar yang digunakan adalah Standard Urban Railway System for Asia. ”Standar yang digunakan lebih banyak mengacu pada standar sistem MRT yang digunakan Jepang,” kata Heru.

Pada rencana pembangunan itu, pembangunan konstruksi, sistem perkeretaapian, dan persinyalan akan selesai tahun 2017. Pengoperasian MRT jika ada komitmen dari Pemerintah DKI Jakarta dapat terlaksana pertengahan Mei 2017.

Tahap pertama

Proyek MRT yang dimaksud adalah pembangunan MRT Fase I pada jalur selatan-utara yang terbentang dari Koridor Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 km. Pada jalur itu, sepanjang 9,8 km merupakan jalan layang mulai dari Lebak Bulus hingga Jalan Sisingamangaraja. Sisa 5,9 km berupa terowongan di bawah tanah terbentang hingga Bundaran HI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com