YUNI IKAWATI
Jakarta dengan kota satelitnya, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang dihuni sekitar 28 juta orang, merupakan kota metropolitan terbesar keenam di dunia. Kota Jakarta dengan luas lebih dari 661 kilometer persegi berpenduduk sekitar 10 juta orang. Pada siang hari, jumlah orang yang beraktivitas di Ibu Kota meningkat jadi 12 juta orang.
Meski memiliki tingkat kepadatan dan mobilitas tinggi, hingga kini DKI Jakarta belum memiliki sistem transportasi
Studi kelayakan kedua dilaksanakan 2004, sejalan dengan pengaktifan kembali PT MRT Jakarta. ”Jika tidak terjadi krisis ekonomi pada 2008, MRT sudah beroperasi tahun 2013,” kata Erlan Hidayat, Corporate
”Pengoperasian MRT tahun ini sesungguhnya penting untuk mencegah ’kiamat transportasi’,” kata Heru Nugroho, Kepala Divisi Sipil dan Struktur PT MRT Jakarta. Target ini mengacu pada Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP) tahun 2004. ”Studi itu menyimpulkan, tahun 2014 Jakarta akan macet total jika tidak ada penambahan ruas jalan dan tak ada perbaikan angkutan massal,” katanya.
Setelah sempat terhenti tahun 2009 hingga 2011, dibuat Desain Standar Teknis MRT. Standar ini meliputi rel, bagian konstruksi sistem jalan layang, dan jalan bawah tanah. Standar yang digunakan adalah
Pada rencana pembangunan itu, pembangunan konstruksi, sistem perkeretaapian, dan
Proyek MRT yang dimaksud adalah pembangunan MRT Fase I pada jalur selatan-utara yang terbentang dari Koridor Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 km. Pada jalur itu, sepanjang 9,8 km merupakan jalan layang mulai dari Lebak Bulus hingga Jalan Sisingamangaraja. Sisa 5,9 km berupa terowongan di bawah tanah terbentang hingga Bundaran HI.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.