Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Rilis Peta Korea Utara

Kompas.com - 30/01/2013, 11:29 WIB

Sebelumnya peta Korea Utara hanya terlihat kosong (kanan).

Google untuk pertamakalinya menerbitkan peta Korea Utara yang berisi lebih banyak informasi di situsnya.

Sebelumnya peta negara ini biasanya hanya terlihat kosong di dalam layanan Peta Google.

Data yang dimasukkan dalam peta Korea Utara ini dikumpulkan dengan sistem Google Map Maker yang bisa membuat orang biasa turut serta memberikan informasi berdasarkan gambar satelit atau pengetahuan lokal.

Bagaimanapun data peta ini tidak tersedia bagi bangsa yang tertutup ini.

Dirilis pada tahun 2008, data Map Maker telah digunakan untuk Peta Google bagi banyak negara seperti Irak dan Afghanistan.

"Map Maker telah aktif selama beberapa tahun terakhir dan hari ini peta baru Korea Utara telah siap dan tersedia di Peta Google,'' kata Jayanth Mysore, produk manajer senior Google Map Maker.

"Sebagai hasilnya, dunia sekarang bisa mengakses peta Korea Utara yang memberikan lebih banyak informasi dan detil dari sebelumnya.''

Kebijakan ini keluar setelah sebuah kunjungan kemanusiaan pribadi Kepala Eksekutif Google Eric Schmidt ke Korea Utara.

Sedikit informasi

Dalam kasus Korea Utara, gambar satelit, bukan pengetahuan lokal, merupakan sumber data utama. Karena warga Korut tidak bisa mengakses situs Google untuk menambah informasi.

Google mengatakan sebagian besar warga Korea Selatan memberi kontribusi informasi untuk menciptakan peta yang bisa digunakan di Utara.

"Saat banyak orang di seluruh dunia tertarik dengan Korea Utara, peta ini menjadi penting bagi warga Korea Selatan yang memiliki hubungan leluhur atau masih memiliki anggota keluarga di sana,'' kata Mysore.

Setidaknya satu warga Australia yang tidak bisa berbahasa Korea mengaku ikut memberi kontribusi informasi.

"Saya ingin pergi ke Korea Utara dan karena belum dipetakan maka saya mulai memetakannya sehingga setidaknya saya melihat bagaimana mudahnya untuk bepergian di dalam negara ini,'' kata Sebastiaan van Oyen yang bekerja sebagai manajer resiko di sebuah perusahaan keuangan di Sydney kepada BBC.

Van Oyen menjelaskan bahwa dia menggunakan gambar satelit untuk mendapatkan datanya dengan menyebut ''data tersebut cukup bagus untuk mencakup semua kawasan negara, meski kualitas dan tanggal data bervariasi.''

"Untuk sebuah peta dasar anda akan baik-baik saja, tetapi butuh waktu yang lama untuk mendapatkan navigasi jalan yang lebih terpercaya.''

Bagaimanapun dia mengatakan bahwa kendala terbesar dalam menciptakan detil peta adalah untuk mendapatkan pengetahuan lokal untuk memberi nama semua fitur peta.

"Harus diingat bahwa ada kawasan terlarang dan tidak banyak pengetahuan lokal yang cukup di luar Republik Rakyat Demokratik Korea.''

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Internet
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Jadwal Maintenance 'Genshin Impact' 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Jadwal Maintenance "Genshin Impact" 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Game
'Free Fire' Rilis Update Patch Naga, Ada Karakter Baru Kairos dan Bisa Lawan Naga

"Free Fire" Rilis Update Patch Naga, Ada Karakter Baru Kairos dan Bisa Lawan Naga

Game
Telkomsel, XL, Indosat Catatkan Kenaikan Trafik Data Selama Lebaran 2024

Telkomsel, XL, Indosat Catatkan Kenaikan Trafik Data Selama Lebaran 2024

e-Business
Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

e-Business
Setelah 48 Tahun, Prosesor Game Legendaris Zilog Z80 Akhirnya Pamit

Setelah 48 Tahun, Prosesor Game Legendaris Zilog Z80 Akhirnya Pamit

Hardware
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com