Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Canon EOS 650D, DSLR Berbekal Layar Sentuh Putar

Kompas.com - 30/01/2013, 13:05 WIB
Oik Yusuf

Penulis

oik yusuf/ kompas.com

 

KOMPAS.com —Apa jadinya kalau interface layar sentuh diterapkan pada kamera jenis DSLR? Itulah yang coba diterapkan Canon pada EOS 650D, model teranyar dari seri kamera populer pabrikan asal Jepang ini.

EOS 650D melanjutkan tongkat estafet dari pendahulunya, EOS 600D, yang dirilis pada 2011 lalu. Kedua kamera ini tampak sangat mirip, tetapi sebenarnya Canon menerapkan sejumlah perubahan yang cukup berarti di balik penampilan EOS 650D yang ibarat pinang dibelah dua dengan saudaranya itu.

Sebagai kamera baru, EOS 650D tidak menggantikan EOS 600D yang masih dijual di pasaran hingga saat ini. Sebaliknya, ia berada dalam posisi "terjepit" di antara EOS 600D dan EOS 60D yang posisinya setingkat lebih tinggi dalam hierarki kamera Canon.

EOS_650D_CAMERA_PICS-11 EOS 650D memiliki layar LCD yang bisa diputar-putar dan mendukung input touchscreen.

Tentu saja, sebagai salah satu model teranyar, EOS 650D dibekali serangkaian teknologi digital imaging terbaru dari pembuatnya, termasuk layar fleksibel yang mendukung input touchscreen, koreksi lensa otomatis, "hybrid" auto-focus, hingga mode HDR terintegrasi.

Nah, apakah sekelumit kemampuan baru itu mampu memberikan kelebihan tersendiri dan membuat EOS 650D tampil menonjol di antara kamera-kamera lain? Ikuti pembahasan KompasTekno berikut ini.

Desain

Dilihat sekilas, EOS 650D memang tampak sangat mirip dengan EOS 600D. Baik dari sisi depan, belakang, maupun bawah, termasuk ukuran fisik, semuanya nyaris sama.

EOS_650D_CAMERA_PICS-8 Perbandingan EOS 650D (tengah) dengan EOS 600D (kiri) dan EOS 60D dari sisi depan, belakang, dan atas.

Ketika diperhatikan, baru tampak beberapa perbedaan kecil di antara kedua kamera ini.

Mungkin yang paling mudah terlihat adalah tidak adanya tombol "display" di bagian atas EOS 650D. Pada pendahulunya, tombol ini digunakan untuk menghidup-matikan layar LCD fleksibel ketika pengguna membidik melalui Viewfinder.

EOS_650D_CAMERA_PICS-3 EOS 650D tak lagi memiliki tombol "display". Mode dial pada kamera ini disesaki sejumlah mode tambahan, termasuk high dynamic range (HDR). Di bagian atas pop-up flash juga bisa dilihat sepasang lubang mikrofon stereo.

EOS 650D tidak memerlukan tombol itu karena sudah dilengkapi dengan sensor jarak yang akan otomatis mematikan layar jika mendeteksi pengguna mendekatkan wajah ke kamera, seperti pada EOS 550D.

Ini adalah hal penting pada EOS 650D karena pengguna bisa saja memberikan input touchscreen secara tidak sengaja apabila layar LCD masih dalam keadaan aktif ketika membidik lewat viewfinder, misalnya karena tersentuh pipi atau hidung.

EOS_650D_CAMERA_PICS-7
EOS_650D_CAMERA_PICS-6
Bagian kiri EOS 650D memuat konektor A/V out, HDMI, remote, dan mic-input yang tersembunyi di balik dua penutup karet.

Perbedaan lain mencakup bentuk beberapa tombol yang sedikit berbeda, tetapi peletakan dan fungsi masing-masingnya tetap sama seperti sebelumnya.

Pengguna yang pernah memakai model sebelumnya dalam seri ini (EOS 600D, 550D, 500D, dan lainnya) pasti akan langsung merasa familiar dengan EOS 650D.

EOS_650D_CAMERA_PICS-20
Unit pop-up flashpada EOS 650D memiliki guide number 13 m (ISO 100) dengan cakupan 28 mm (ekuivalen 35 mm). Pop-up flash ini juga bisa digunakan sebagai wireless trigger hingga 2 grup flash eksternal.

Perbandingan antara EOS 650D dan EOS 60D jauh lebih kentara. Tubuh kamera EOS 60D lebih besar dengan handgrip yang lebih besar pula, serta dilengkapi dengan beberapa fitur yang absen dari EOS 650D, seperti layar LCD kedua di bagian atas dan command wheel kedua di bagian belakang.

EOS_650D_CAMERA_PICS-14 Seperti pada kamera-kamera sebelumnya dalam seri ini, slot memory card SD dan kompartemen baterai EOS 650D masing-masing terletak di sisi kanan dan bawah handgrip.

EOS 650D datang dalam kotak kemasan ala kamera Canon dengan warna putih dihiasi gambar kamera yang bersangkutan. Di dalamnya terdapat sejumlah aksesori pelengkap seperti strap, dokumentasi-dokumentasi tertulis, brosur, satu baterai, unit charger, kabel data USB, kabel audio/video output, body cap, serta unit lensa EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM apabila dibeli sebagai kit.

Lensa EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM

EOS 650 diperkenalkan bersamaan dengan dua lensa baru yang menggunakan motor autofokus tipe STM atau Stepping Motor, yaitu EF 40mm F2.8 STM dan EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM yang tersedia sebagai pilihan kit untuk kamera ini. Adapun lensa pancake EF 40mm F2.8 STM dijual terpisah.

EOS_650D_CAMERA_PICS-23
EOS_650D_CAMERA_PICS-22 Lensa EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM (kanan) tampak lebih pendek dibanding pendahulunya, EF-S 18-135mm IS, dan memiliki diameter rear element yang lebih kecil.

Dengan motor STM yang tertanam di dua lensa ini, Canon menjanjikan operasi autofokus yang tidak hanya sunyi, tapi juga cepat, bisa di-override secara instan, tanpa harus menggeser switch ke posisi manual (full-time manual focus), serta Continuous AF di video yang dapat berfungsi maksimal apabila digunakan bersama EOS 650D.

Mengapa harus EOS 650D? Kamera ini menggunakan sensor autofokus jenis "hybrid" yang menggabungkan mekanisme deteksi fokus contrast detect yang biasa dipakai di kamera mirrorless dengan mekanisme phase detect yang umum dipakai di DSLR.

Alhasil, dalam mode live view atau video, EOS 650D diklaim bisa melakukan autofokus yang cepat dan kontinu asalkan, itu tadi, dipasangkan dengan lensa yang memiliki motor STM.

EOS_650D_CAMERA_PICS-19 Canon menambahkan kunci
zoom pada EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM untuk mencegah "zoom creep", atau kondisi ketika lensa memanjang (zoom in) sendiri ketika menghadap ke bawah karena bobot elemen-elemen kaca dalam tabung lensa.

Berhasilkah Canon mewujudkan janjinya? Soal autofokus yang sunyi, lensa EF 40mm F2.8 STM dan EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM ternyata memiliki implementasi motor fokus yang berbeda walaupun sama-sama mengusung embel-embel "STM".

Walaupun mampu menghasilkan gambar yang sangat tajam bahkan di bukaan terbesar sekalipun, lensa pancake Canon memiliki performa AF yang relatif lamban dan masih mengeluarkan bunyi saat beroperasi, walaupun tak terlalu berisik seperti lensa dengan motor konvensional.

EOS_650D_CAMERA_PICS-9 Lensa EF 40mm F2.8 STM tampak manis dan ringkas di EOS 650D, tapi autofokusnya sedikit bersuara dan agak lamban.

Sebaliknya, lensa EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM benar-benar sunyi saat beroperasi, bahkan lebih senyap dibandingkan lensa dengan motor ultrasonik (USM) yang masih menimbulkan bunyi gesekan internal.

Saking sunyinya autofokus lensa ini, Kompas Tekno berkali-kali mengecek switch AF/MF karena khawatir telah menggesernya tanpa sengaja. Kenyataannya, EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM memang beroperasi dengan sangat senyap, seperti bisa dilihat pada video perbandingan di bawah

Anda baru akan bisa mendengar bunyi motor STM di dalamnya apabila menempelkan telinga ke bodi lensa selagi berada di lingkungan yang juga sunyi.

Selain itu, ring fokus pada EF-S 18-135mm F3.5-5.6 tidak berputar ketika melakukan fokus. Panjang lensa ini pun tetap sama karena menggunakan mekanisme internal focusing.

Kinerja autofokus EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM pun sangat kencang, bisa disetarakan dengan lensa-lensa EF-S lain sejenisnya (normal zoom/ general purpose) yang menggunakan motor ultra sonik seperti EF-S 15-85mm F3.5-5.6 IS USM dan EF-S 17-55mm F2.8 IS USM yang juga sempat dicoba sebagai pembanding oleh Kompas Tekno. AF bisa dilakukan dengan gesit, nyaris instan, termasuk dalam kondisi low-light sekalipun.

Soal kualitas hasil tangkapan gambar, dari sample yang diterima Kompas Tekno, EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM mampu menghasilkan gambar yang kualitasnya kurang lebih setara dengan dua lensa EF-S yang disebut di atas, bahkan dalam kondisi wide-open (F3.5 di 18mm hingga F5.6 di 135mm).

DIbanding pendahulunya, EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS tanpa embel-embel STM, hasil gambar lensa ini lebih tajam, dengan kontras yang lebih tinggi terutama di setting zoom terpanjang yang biasanya merupakan titik kelemahan lensa-lensa zoom. Contohnya bisa dilihat pada gambar di bawah.

EOS_650D_lens_test
Crop 100 persen dari titik tengah foto (135mm F5.6) dengan fokus optimum. Hasil tangkapan gambar lensa EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM (kanan) terlihat lebih tajam dengan kontras lebih tinggi dibandingkan EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS (kiri)

Saat dipasangkan dengan EOS 650D, lensa ini benar-benar menunjukkan kemampuan penuhnya. Live View AF mampu dilakukan dengan lebih kencang dibanding lensa-lensa lain, termasuk yang memakai motor USM.

Sebaliknya, ketika dipasang ke bodi kamera lain seperti EOS 60D, EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM tak berfungsi optimal. Kemampuan yang hilang antara lan continuous autofocus di video. Fitur ini memang hanya tersedia di EOS 650D.

Jadilah EOS 650D dan EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM ibarat dua sejoli yang saling membutuhkan. Kemampuan asli dari keduanya hanya bisa keluar apabila saling "bertemu".

Karena itu, ada baiknya peminat EOS 650D turut mempertimbangkan paket kit dengn EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM apabila kebetulan juga membutuhkan lensa general-purpose berkualitas.

EOS_650D_CAMERA_PICS-21 Pasangan sejati: Canon EOS 650D dan EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS STM

Antarmuka

Interface layar sentuh pada EOS 650D tentu mensyaratkan layout antarmuka berbeda agar mudah dipakai. Nah, dalam hal ini Canon telah melakukan sejumlah perubahan dalam tampilan menu.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com