Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman "Online", Orang Indonesia Malas Bertindak

Kompas.com - 06/02/2013, 10:49 WIB

oik yusuf/ kompas.com Marketing & Operations Director Microsoft Indonesia Bernard Saisse


KOMPAS.com Pengetahuan tentang bahaya online ternyata tak menjamin adanya tindak pencegahan yang memadai.

Itulah, antara lain, yang diungkapkan oleh hasil survei Indeks Keamanan Komputasi Microsoft atau Microsoft Computing Safety Index (MCSI) yang dipublikasikan dalam rangka hari Internet Aman Internasional, Selasa (5/2/2013) kemarin.

Hasil penelitian itu mengungkapkan bahwa tingkat kesadaran pengguna internet Indonesia terhadap ancaman cyber sebenarnya tinggi, tapi hal tersebut tidak lantas berbuah pada upaya-upaya peningkatan keamanan oleh individu yang bersangkutan.

Dalam persoalan pencurian identitas online (identity theft) 53 persen dari 526 responden di Indonesia yang diteliti Microsoft mengaku tahu bahaya ancaman ini, tapi hanya 32 persen yang mengunci perangkat mobile dengan PIN untuk mengamankan alat tersebut dari tangan jahil.

Padahal, menurut Marketing & Operations Director Microsoft Indonesia Bernard Saisse, perangkat mobile semakin banyak digunakan untuk menyimpan data-data pengguna dan dipakai untuk melakukan bermacam-macam hal yang berkaitan dengan aktivitas online.

"Memang semakin lama semakin banyak orang yang memakai perangkat mobile, dalam hal ini smartphone. Maka dari itulah kami juga memasukkan data keamanan pengguna mobile untuk pertama kalinya tahun ini," ujar Bernard.

Dia melanjutkan, dari hasil survei, terlihat bahwa kekhawatiran pengguna internet Indonesia terhadap ancaman online sebenarnya termasuk tinggi. Angka 53 persen pengguna yang tahu bahaya online pun masih lebih tinggi dibanding hasil rata-rata 20 negara yang disurvei Microsoft sebesar 47 persen.

"Level of concern sudah besar, tapi di tingkat perilaku aman, kita masih harus mengedukasi pengguna internet," papar Bernard yang mengaku berasal dari Perancis.

Menurut dia, aspek keamanan yang perlu diperhatikan oleh pengguna internet Indonesia adalah proteksi-proteksi dasar (foundational) yang sebenarnya sangat penting.

Update software rutin, misalnya, adalah salah satu langkah dasar untuk meningkatkan keamanan. Namun, hal itu hanya dilakukan di komputer desktop oleh 28 persen responden penelitian. Yang melakukan hal serupa di perangkat mobile baru berjumlah 32 persen.

Negara-negara lain yang dari hasil survei tercatat memiliki pola penggunaan internet mirip dengan Indonesia adalah China, Mesir, India, Malaysia, dan Turki.

Microsoft sendiri berencana terus menggelar survei-survei serupa terkait keamanan online di Indonesia, dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya cyber serta langkah-langkah pencegahannya.

Produsen software ini juga menyediakan akun Twitter dan laman Facebook yang bisa menampung pertanyaan seputar ancaman online, terutama yang berhubungan dengan produk Microsoft.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com