Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kejahatan

Pembajakan Piranti Lunak Menurunkan Daya Saing

Kompas.com - 19/02/2013, 18:55 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com- Tingginya peredaran berbagai produk palsu di pasaran membawa dampak buruk bagi perekonomian Indonesia, terutama terjadinya penurunan daya saing di tingkat international.

Berdasarkan survei World Economic Forum dalam Global Competitiveness 2012-2013, posisi daya saing Indonesia berada di peringkat 50 dari 144 negara.

Posisi ini merosot empat tingkat dibading sebelumnya di peringkat 46, kata Director of Legal Affairs Microsoft Indonesia Reza Topobroto, di Surabaya, Selasa (19/2/2013), salah satunya disebabkan belum maksimalnya penegakan hukum terhadap pelaku pembajakan piranti lunak.

Penegakan hukum di negeri ini sudah jelas, tapi pembajakan masih berlangsung, karena sanksi belum menimbulkan efek jera. "Selama tidak menimbulkan efek jera, maka selama itu pembajakan dan pemalsuan akan tetap terjadi," kata Reza.

Dijelaskan ancaman jika penegakan hukum terhadap pembajakan tidak terjadi, maka dampaknya tidak hanya pada perusahaan, tetapi terhadap daya saing Indonesia di level internasional.

"Saat ini Indonesia tengah bersaing mendapatkan investasi dan mendorong ekspor lebih besar lagi," kata Reza. Selain itu pemalsuan yang terjadi tidak hanya menimbulkan kerugian terhadap perusahaan, tapi juga kerugian pada negara.

Karena pembajakan membuat hilangnya pajak bagi negara akibat pengguna software bajakan tidak membayar pajak. Selain itu risiko yang diterima pengguna software akan lebih besar ketika dukomen hilang, dicuri karena tingkat keamanan data minim.

"Jika sebagian saja dari pengguna produk bajakan tersebut menggunakan produk asli, jumlah pendapatan akan meningkat, pajak yang dibayarkan lebih tinggi, sehingga investasi meningkat dan lebih banyak menyerap pekerja," katanya.

Mengutip hasil studi Microsoft's Security Forensics team yang dirilis Desember 2012, kata Reza ditemukan 63 persen dari DVD perangkat lunak palsu dan komputer dengan copy illegal Windows mengandung infeksi malware berisiko tinggi dan virus.

Studi ini dilakukan oleh Microsoft's Security Forensics team pada 118 sampel yang dibeli dari penjual di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Secara keseluruhan, dalam studi awal ini menemukan 2.000 kasus infeksi malware dan virus - termasuk varietas yang sangat berbahaya seperti backdoors, hijackers, droppers, bots, cracker, pencurian password, dan trojan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com