KOMPAS.com — Belum banyak perempuan yang sukses meniti karier hingga ke posisi puncak perusahaan. Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di Amerika, bahkan di seluruh dunia.
Kebanyakan perempuan menduduki posisi menengah ke bawah. Semakin tinggi level jabatan dalam perusahaan, semakin sedikit pula jumlah perempuan yang berada di sana. Padahal, menurut penelitian, perempuan punya sifat-sifat potensial sebagai pemimpin.
Menurut riset yang dilakukan oleh Helen Fisher, seorang ahli antropologi, penulis, sekaligus profesor di Rutgers University, pada dasarnya, perempuan memiliki sifat-sifat dasar untuk sukses sebagai pemimpin dan dalam berkarier. Kaum perempuan umumnya sabar, memiliki empati, dan multitasking. Mereka mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus. Selain itu, perempuan juga punya bakat alami untuk menjalin jaringan dan bernegosiasi.
Sifat-sifat dan kemampuan itu memang tidak eksklusif hanya dimiliki perempuan. Banyak laki-laki juga memiliki sifat dan kemampuan yang sama. Hanya, perempuan cenderung lebih sering menunjukkannya.
Lalu, kenapa hanya sedikit perempuan yang mampu menduduki posisi puncak di perusahaan?
Budaya di masyarakat ikut memengaruhi pandangan orang tentang perempuan. Ini contoh yang sering kita lihat sehari-hari. Dalam keluarga, anak laki-laki biasanya dituntut untuk lebih maju dan lebih pintar dari anak perempuan. Hal ini juga terbawa ke lingkungan bisnis dan perusahaan.
Dalam perusahaan, pemimpin laki-laki dituntut untuk tegas. Namun, jika yang menunjukkan sikap tegas adalah pemimpin perempuan, kebanyakan orang akan menganggap dia agresif atau judes.
Sedikitnya jumlah perempuan yang sukses berkarier dan menjadi pemimpin rupanya juga meresahkan Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg. Hal ini bahkan menjadi alasannya menulis buku berjudul Lean In: Women, Work, and the Will to Lead. Lewat buku itu, Sandberg menggali isu karier dan kepemimpinan untuk menginspirasi kaum perempuan.
Sandberg tercatat dalam daftar 50 Wanita Paling Berpengaruh dalam Bisnis versi majalah Fortune. Dia juga masuk dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia versi majalah Time.
Dalam sebuah presentasi, Sandberg memaparkan hanya ada 21 CEO perempuan yang masuk dalam daftar Fortune 500. Fortune 500 adalah daftar yang berisi 500 perusahaan terbesar di AS. Padahal, 57 persen perempuan di AS adalah lulusan universitas dan dari persentase itu ada 63 persen yang memegang gelar master.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.