SEOUL, RABU -
Pernyataan keras itu dilontarkan salah satu jenderal tertinggi Korea Selatan (Korsel), Jenderal Kim Yong-hyun, Selasa (5/3). Kim adalah Direktur Jenderal Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korsel.
”Jika Korut (Korea Utara) benar-benar mewujudkan provokasi mereka sehingga membahayakan nyawa dan keselamatan warga Korsel, kami tak akan ragu melancarkan serangan balasan dengan sangat keras,” ujar Kim.
”Kami punya banyak persiapan untuk menjatuhkan hukuman yang tegas dan menentukan, tak hanya kepada sumber serangan, tetapi juga terhadap elemen komando tertinggi mereka,” tutur Kim.
Sehari sebelumnya, salah satu jenderal Korut, dalam sebuah wawancara di stasiun televisi pemerintah di Pyongyang, mengancam akan membatalkan perjanjian gencatan senjata dengan Korsel.
Perang Korea 1950-1953 hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata. Belum ada traktat perdamaian resmi di antara dua negara di Semenanjung Korea tersebut.
Menurut pihak Korut, Korsel lebih dulu melanggar gencatan senjata itu dengan terus menggelar latihan militer gabungan bersama AS. Latihan terbaru digelar sejak 1 Maret lalu hingga 30 April mendatang.
Ancaman Korut itu dilontarkan saat Dewan Keamanan PBB di New York bersiap meloloskan resolusi berisi sanksi baru terhadap negara komunis itu. Sanksi itu diberikan atas uji coba roket jarak jauh dan tes senjata nuklir ketiganya, beberapa waktu lalu.
Korut saat ini diyakini tengah mempersiapkan latihan perang yang lebih besar, termasuk menguji coba sistem peluru kendali jarak menengahnya.